Rabu, 29 November 2017

MAKALAH ULUMUL HADITS PERIODE 1 MENGENAI SEJARAH PERIODESASI PERKEMBANGAN HADITS

PERIODE 1
SEJARAH PERIODESASI PERKEMBANGAN HADITS
ASHRUL WAHYI WA TAKWIN
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kliah:Ulumul Hadits
Kelas:MD C1
Dosen Pengampu:Muhammad Zain yusuf
Disusun Oleh:
1.     Muhammad thoha al-amin     (1601036089)
2.     Icha ayu pretiwi                      (1601036099)
3.     Muhammad agam zulfikar     (1601036105)
4.     Ulya anisa unasecha               (1601036119)

MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Paparan tentang sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadits sangat urgen,terutama untuk mengungkap usaha-uasaha para ulama hadits dalam membina dan memelihara hadits pada masing-masing periode sampai terwujudnya kitab-kitab hasil hasil hadits pentadwinan secara sempurna.kajian hal tersebut semakin menjadi menarik di tengah keraguan sebagian pihak,khususnya orientalis tentang orisinalitas hadits.[1]
Dengan memeriksa periode-periode yang telah dilalui oleh ilmu itu (sejarah perkembangannya) dapatlah kita mengetahui beberapa proses pertumbuhannya dan perkembangannya dari masa kemasa. Istimewa pula mempelajari sejarahnya, menggambarkan kepada kita betapa kesungguhan yang telah diberikan oleh para ahli untuk pertumbuhannya dan perkembangannya dan merentangkan jalan-jalan untuk sampai kepada tujuan yang terakhir dari sesuatu ilmu itu. Mempelajari sejarah perkembangan hadist baik perkembangan riwayat-riwayatnya maupun pembukuannya, amat diperlukan karena dipandang satu bagian dari pelajaran hadist yang tak boleh dipisahkan. Sungguh gelap jalan yang dilalui oleh mereka yang mempelajari hadist tanpa mempelajari sejarah- sejarah pertumbuhan dan perkembangannya.dalam sejarah penghimpunan dan kodifikasi hadist mengalami perkembangan yang agak lamban dan bertahap dibandingkan perkembangan kodifikasi al-qur’an. Hal ini wajar saja karena al-qur’an pada masa nabi sudah tercatat seluruhnya, sekalipun sangat sederhana dan mulai dibukukan pada masa abu bakar khalifah pertama dari khulafaur rosyidin sekalipun dalam penyempurnaannya di lakukan pada masa usma bin affan yang di sebut dengan tulisan usmani. Perkembangan penghimpunan dan pengodifikasian hadist disini dibagi menjadi 5 periode yaitu periode nabi Muhammad saw, sahabat, tabi’in, tabi’ tabi’in dan periode setelah tabi’ tabi’in.  Dalam makalah ini akan dibahas periodesasi perkembangan hadist pada masa Rosul semenjak diangkat menjadi Rosul sampai wafatnya atau disebut dengan (ashrul wahyi wat takwien).
B.    Rumusan masalah
1.     Bagaimana periodesasi perkembangan sejarah hadist dimasa Rosulullah saw?
2.     Bagaiman pengajaran yang di praktekkan kepada para sahabat?
3.     Bagaimana kebijakan Rosul tentang haditsnya ?
4.     Bagaimana penyelesaian Hadits yang bertentangan pada masa rosul?
5.     Bagaimana peristiwa dan penyampaian hadits rosul?
6.     Bagaimana para sahabat ketika menerima dan menyampaikan hadits rosul?
7.     Apa saja sebab para sahabat tidak sederajat dengan hadits?




BAB II
Pembahasan
A.    Periodesasi perkembangan sejarah hadist dimasa Rosulullah saw(13 SH-11 SH)
            Dalam sejarahnya,perjalanan hadits pada masing-masing periodesasi memang mengalami dinamika.Bahkan para ulama pun tidak sepakat dalam membuat periodesasi pertumbuhan dan perkembangan hadits.[2]
Hadits dalam periode pertama masa Rosul. Rosul hidup di tengah-tengah masa sahabatnya mereka dapat bertemu dan bergaul dengan beliau secara bebas taka da ketentuan protocol yang menghalangi mereka bergaul dengan beliau. Yang tidak dibenarkan hanyalah, mereka langsung masuk kerumah nabi, dikala beliau takada di rumah, dan berbicara dengan para istri nabi tanpa penghalang.
Nabi bergaul dengan mereka dirumah, masjid, pasar, jalan dll. Seluruh perbuatan Nabi, demikian seluruh ucapan dan tutur kata beliau menjadi tumpuan perhatian para sahabat. Segala gerak-gerik beliau mereka jadikan pedoman hidup berdasarkan kepada kesungguhan meniru dan meneladani beliau, berganti gantilah para sahabat yang jauh rumahnya dari masjid, mendatangi majlis-majlisnya. Umar bin khatab menurut riwayat albukhori menerangkan bahwa para sahabat sangat benar memperhatikan gerak-gerik nabi.
periode ini dengan:
عصر الوحى والتكوين
Artinya: “Masa turun wahyu dan pembentukan masyarakat islam. Periode ini terjadi pada masa Rosulullah saw “
B.    Pengajaran Rosul yang menarik para sahabat
            Terbentuknya sunnah pada masa Rosulullah berawal dari pengajaran beliau yang merarik perhatian para sahabat.Diantara cara-cara pengajaran yang di praktekkan oleh beliau adalah sebagai berikut:
a)     Husn al-tarbiyah wa al-ta’lim.Nabi memberikan pengajaran dan pendidikan dengan cara yang baik sehingga sahabat merasa puas dengan keterangan dan perilaku Nabi.[3]
b)     Tadarruj.Nabi memberikan pengajaran dengan cara bertahap karena mempertimbangkan factor kultural,social dan psikologis umat
c)     Tanwi’ wa al-taghyir.Nabi dalam memberikan pengajaran berusaha memilah dan membagi masalah yang di ajarkan agar para sahabat mudah memahami dan tidak merasa jenuh.
d)     Tthbiq Al-‘amal.Rosul tidak hanya memberikan penjelasan kepada sahabatnya tetapi juga dalam berbagai kesempatan beliau melakukan praktek langsung terhadap apa yang di sampaikannya.
e)     Mura’ah al-mustawiyat al- mukhtalifah.Dalam melakukan pengajaran,Rosulullah selalu mempertimbangkan kondisi objektif,psikologis dan kecerdasan orang yang bertanya kepadanya.Rosul juga menyesuaikan penjelasannya dengan tingkat kecerdasan orang yang brtanyaa.
f)      Taisir wa’adam at-tasydid.Dalam mengajarkan sesuatu beliau selalu menekankan kemudahan dan kemaslahatan .
Untuk tujuan pemerataan sunnah dan sosialisasinya,maka beliau juga menyampaikan haditsnya melalui forum-forum khusus di antaranya:
Ø  Ta’lim al-nisa
Ø  Ta’liim al-awlad
Ø  Fardiyah wa jama’ah wa ‘ammah
Ø  Markaz al-ta’lim
Para penulis sejarah mencatat bahwa para sahabat sangat antusias mengikuti majelis Nabi.selain melalui majelis,Nabi juga memberikan penjelasan kepada sahabat sekitar peristiwa actual yang di hadapi sahabat,lalu beliau memberikan pertimbangan dan putusan hhukum atas masalah tersebut.selain dengan cara tersebut,kadang-kadang sahabat juga memperoleh haditsdengan cara bertanya langsung kepada Nabi  menyangkut masalah beliau,keluarga,atau sahabat.[4]
C.     Kebijaksanaan Rosul Tentang Hadistnya
      Pada masa rosulullah saw. Masa hidup, maka sikap atau kebijaksanaan beliau tentang hadist-hadistnya ada 3 macam kebijaksanaan yang terpenting yakni:
1.     Rosul memerintahkan pada para sahabatnya untuk menghafal dan menyampaikan atau menyebarkan hadist-hadistnya.
dalil-dalil yang menunjukkan tentang perintah ini, diantaranya ialah :

a. sabda beliau yang menyatakan :

وحدثوا عنىى ولاحرج ومن كذب على متعمدا فليتبواء مقعده من النار "رواه البخاارى ومسلم"

Artinya:“Dan ceritakanlah dari padaku. Tidak ada keberatan bagimu untuk menceritakan apa yang kamu dengar daripadaku. Barang siapa yang berdusta pada diriku, hendaklah dia bersedia menempati kediamannya dineraka” (H.R Bukhori muslim)

b. Sabda beliau yang menyatakan:

نضرالله امراء سمع منى مقا لق فحفضها ووعاهافاداهاكما سمع فرب مبلغ اوعى من سامع "رواه ابو داودوالترمذى "

Artinya ”Mengindahkan seseorang yang mendengar ucapanku, lalu dihafalkan dan difahamkannya, serta disampaikan kepada orang lain sebagaimana yang ia dengar. Karna boleh jadi orang yang disampaikan berita kepadanya, lebih faham daripada orang yang mendengarnya sendiri” (H.R abu dawud dan at-tirmidzi)

c. Sabda beliau lagi yang menyatakan :

بلغوا عنى ولواية ”رواه البخارى"

Artinya “Sampaikanlah dari padaku, walau satu ayat” (H.R bukhari)

Dari Hadits-hadits Rosululloh diatas dapat dipahami, bahwa Rosululloh menghendaki dan memerintahkan agar para sahabat menghafal dan menyebarkan hadits-hadits rosul serta ayat-ayat al-Quran. Singkatnya menyebarkan ajaran islam.
Sabda Rosululloh tersebut dilatarbelakangi oleh keadaan para sahabat saat itu dan pula oleh kepentingan penyiaran islam.
Secara lebih jelas, hadits-hadits Nabi diatas mengandung pengertian, sedikitnya sebagai berikut:

Ø  Diantara para sahabat, banyak yang kuat ingatannya
Ø  Diantara para sahabat, sering juga banyak yang tidak hadir pada saat rosululloh menyampaikan ajaran-ajaran islam, baik dalam bentuk penyampaian wahyu(ayat-ayat yang turun) maupun berbentuk hadits ataupun sunnah.
Ketidak hadiran para sahabat itu kemungkinan disebabkan oleh kerena:
·       tempat  tinggalnya yang jauh
·        kesibukan tugas sehari-hari
·       malu untuk bertanya secara langsung kepada rosululloh tentang suatu masalah.
Ø  Bahwa tugas untuk mengembangkan ajaran islam adalah kewajiban bagi seluruh individu muslim.
2. Rasulullah Melarang Para SahabatUntuk Menulis Hadits-Haditsnya
            Dalil yang menunjukkan tentang hal ini ialah:
            لاتكتبواعنى شيئاالاالقران ومن كتب عف شيئا غيرالقران فلبمصه"رواه مسلم"
Artinya “janganlah kamu menulis sesuatu yang berasal dari padaku, terkecuali al-Quran. Dan barang siapa telah menulis dari padaku selain al-Quran hendaklah ia menghapusnya”. (riwayat muslim).
            Dari Hadits ini, dapatlah dipahami, bahwa yang boleh ditulis tentang apa yang disampaikan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya, hanyalah ayat-ayat Al-Qu’ran saja. Sedang yang lainnya, tidak boleh ditulis.
            Hal ini dimaksudkan, agar ayat-ayat Al-Qur’an jangan sampai bercampurdengan yang bukan ayat-ayat Al-Qur’an. Dengan demikian, alas an logis yang dapat diambil dari padanya.
3.     Rosulullah memerintahkan kepada para sahabat untuk menulis hadist –hadistnya

Perintah ini, didasarka pada dalil-dalil hadist rosulullah sendiri, antara lain sebagai berikut:
a. Abdullah ibnu amr ibnu ash adalah seorang sahabat yang rajin menulis tentang apa yang diucapkan oleh nabi.
melihat hal ini, di antara sahabat ada yang menegur Abdullah ibnu amr ibnu ash, dengan menyatakan: “kamu telah menulis semua yang kamu dengar dari nabi”. Padahal beliau itu sebagai manusia biasa, tentunya berbicara dalam keadaan suka dan terkadang dalam keadaan duka”. Mendengar teguran ini, Abdullah ibnu amr ibnu ash lalu mengadukan kepada nabi dan bertanya, apakah boleh menulis hadist-hadistnya. Mendengar pertanyaan ini, nabi menjawab
اكتبوا فوالذي نفس بيده ما يخرج منه الا حق"ابو داود"

Artinya: “ tulislah, maka demi jiwaku yang berada ditangannya, tidaklah keluar dari mulutku kecuali kebenaran”.(riwayat abu dawud).
b.rosulullah pernah menyuruh menuliskan surat kepada petugas-petugasnya di daerah daerah yang isinya tentang kadar-kadar zakat unta dan kambing
c. pada tahun “fatkhul mekah”, seseorang berna huzail, dari golangan huza’ah , telah membunuh seorang laki-laki dari bani laits.
pembunuhan ini terjadi, di sebabkan dahulu orang bani laits telah pernah membunuh orang dari bani khuza’ah. Kejadian pembunuhan yang dilakukan oleh khuzail terhadap orang dari bani laits tersebut, dilaporkan kepada nabi kemudian nabi mengendarai kendaraannya dan berkhutbah yang menjelaskan bahwa di kota mekkah dilarang diadakan pembunuh, bahwa kota mekkah adalah tanah haram yang tidak di perkenankan di potong durinya, tidak boleh dipotong pohon-pohonnya dan sebagainya.
Mendengar khutbah nabi ini, kemudian dating menghadap kepada nabi, seorang laki-laki dari yaman bernama abu syah yakni umar ibn syaat al ammari, dan berkata kepada nabi: “ ya rosulullah tuliskanlah untukku”.maka nabi menjawab dan sekaligus memerintahkan kepada shohabat yang pandai menulis dengan sabdanya:
اكتبوا الا بى شيء"رواه البخارى"

Artinya: tulislah, untuk abu syah.(riwayat bukhori).
Tentang perintah untuk menulis hadist nabi, menurut abu abdirrahman bahwa tidak ada satupun riwayat?hadist yang lebih shohih selain dari hadist yanag berhubungan dengan abu syah. Sebab dalam hadist tersebut rosulullah dengan tegas memerintahkannya. Dari ketiga hadist di atas maka jelaslah, bahwa rosul telah memerijntahkan kepada para shohabatnya untuk menulis hadist-hadistnya. Sebagai alas an logis(aqliyah) dari pada perintah menulis hadis ini, bahwa :
a.      Di antara para shahabat, ada yang telah pandai menulis.
b.     Di antara para shahabat, ada yang kurang kuat ingatan atau hafalannya.
c.      Untuk memberi petunjuk yang lebih jelas dan orisinil kepada para petugas rosul di daerah-daerah diperlukan adanya dokuman tertulis.



D.    Para sahabat yang tercatat menerima hadits Rosul
Pada zaman rasul, ternyata tidak sedikit diantara sahabat, yang secara pribadi telah berusaha mencatat hadist-hadist rosul itu,dibuat dipelepah-pelepah korma, kulit-kulit kayu dan tulang-tulang hewan.
menurut penelitian dr. Muhammad musthafa al- a’zhamy,bahwa para sahabat yang memiliki shahifah/catatan hadist, ada sekitar 50 orang . ataupun jumlah hadist yang dicatat dalam shahifah-shahifah itu, menurut munadzir ahsan kailany, ada lebih dari 10.000 hadist.
Di antara para sahabat yang telah menulis hadist-hadist nabi
1.     Abdullah ibnu amr ibnu ash
2.     Jabir bin Abdullah al-anshary
3.     Abdullah bin abi aufa
4.     Samurah bin jundab
5.     Ali bin abi thalib
Ada beberapa sahabat yang yang tercatat sebagai sahabat yang banyak menerima hadist dari Rosulullah saw.dengan beberapa penyabab yang di sebutkan sebelumnya,mereka antara lain:
a)     Al-sabiqunal awwaluun
b)     Ummahat al-mukminiin
c)     Para sahabat yang selalu di samping dekat dengan beliau
d)     Sahabat yang meskipun tidak lama bersama Rosul,tetapi banyak bertanya kepada para sahabat lainny secara sungguh-sungguh.
e)     Para sahabat yang secara sungguh-sungguh mengikuti majelis Nabi.[5]
Selain itu masih banyak sahabat lainnya yang juga mengaku memiliki catatan hadits .
E.    Penyelesaian hadist yang Nampak bertentangan
Hadist-hadist di atas, Nampak bertentangan. Yakni, di satu pihak menulis hadist dilarang dan di lain pihak,menulis hadist diperintahkan. Para ulama, dalam menghadapi hadist-hadist yang Nampak bertentangan ini, telah mengadakan pentahkilan. Yakni, mengkompromikan atau menyelesaikan dengan mempertemukan kedua macam hadist yang Nampak bertentangan itu, sehingga tidak menimbulkan kemusyrikan untuk memahaminya.
Berikut ini dikemukakan pendapat-pendapat ulama,dalam usaha menyelesaikan atau mengkompromikan kedua hadist di atas.
1.     Bahwa larangan menulis hadist itu, telah di manshuhkan oleh hadist yang memerintahkan menulis hadist. Jadi, isi larangan, telah dicabut dan tidak berlaku lagi.
2.     Bahwa larangan itu bersifat umum, sedang untuk beberapa sahabat secara khusus diizinka.
3.     Bahwa larangan menulis hadist,ditujukan kepada mereka yang dikhawatirkan mencampuradukkan dengan al-qur’an, sedang keizinan menulis, ditujukan kepada mereka yang dijamin tidak akan mencampur adukkan dengan al-qur’an.

F.     Peristiwa dan cara penyampaian hadist
Sebagaimana telah dijelaskan, bahwa hadist rosul, ada yang berbentuk sabda, perbuatan, hal ihwal dan taqrir Rosulullah.
hadist rosulullah ini telah disampaikan oleh beliau dalam berbagai peristiwa dan cara yakni:
1.     Pada majelis-majelis rosulullah
rosulullah telah secara khusus dan teratur mengadakan majelis-majelis yang menghubungkan denag kegiatan pengajaran islam. Majelis-majelis yang beliau pimpin itu bukan hanya untuk kaum pria saja tetapi juga da yang khusu untuk wanita. Kegiatan majelis rosul tersebut bukan hanya diadakan di masjid, tetapi juga di rumah-rumah, pada majelis-majelis pengajian itulah, para shohabat menerima hadist yang disampaikan oleh rosulullah, kemudian setelah selesai pengajian, para shahabat mengulangi pembelajarannya dan menghafal.
2.     Pada peristiwa yang rosulullah mengalaminya kemudian beliau menerangkan hukumnya.
ada kalanya terjadi sesuatu peristiwa, dan rosul menyaksikan peristiwa itu. Kemudian beliau menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan peristiwa tersebut.
3.     Pada peristiwa yang dialami oleh kaum muslimin, kemudian menanyakan hukumnya kepada rosul.
para sahabat, adakalanya mengalami suatu peristiwa yang berhubungan dengan dirinya da nada kalanya berhubungan dengan orang-orang lain. Peristiwa-peristiwa yang dialami para sahabat itu untuk menenagkan batinya, kemudian di tanyakan kepada rosul. Menerima pernyataan itu rosul kemudian menjelaskan dan memberi fatwa kepada hukumnya.
4.     Pada peristiwa yang disaksikan langsung oleh para sahabat terhadap apa yang terjadi atau dilakukan rosulullah .
Banyak sekali peristiwa yang dilakukan atau yang berhubungan dengan diri rosululah yang disaksikan langsung oleh para sahabat, umpamanya yang berhubungan dengan ibadah-ibadah sholat, puasa, haji dan sbgnya. Begitu juga yang berhubungan dengan perjalan rosul keadaan dan sifat-sifat beliau. Ini semua merupan hadis rosul yang sangat berharga yang kemudian oleh para sahabat disampaikan kepada para tabi’in.
atas dasar kenyataan yang berhubungan dengan lahirnya hadist-hadist rosulullah seperti tesebut diatas maka Dr. Muhammad ajjaj al khatib dalam bukunya ushulul hadist hlm 70 menyatakan sesungguhnya suanh pada rosul trelah terpelihara kelestariannnya dari kalangan sahabat berdampingan dengan terpeliharanya al-qur;an karim.
G.   Cara-cara sahabat menerima dan menyampaikan hadits
            Jumlah sahabat rosul cukup banyak.mereka ada yang sehari-hari bergaul dengan beliau tetapi diantaranya ada yang karena kesibukannya atau karena sebab lainnya.mengingat keanekaragaman itu dengan sendirinya,sahabat menerima hadis itu juga tidak sama,dapat di nyatakan sebagai berikut:
1.     Secara langsung dari nabi
Maksudnya mereka langsung mendengar, melihat,atau menyaksikan tentang apa yang di lakukan di sabdakan atau berhubungan dengan rosulullah.melauli majelis pengajian dengan mengajukan pertanyaan.
2.     Secara tidak langsung
Hal yang demikian ini sebab mereka para sahabat itu ada yang dalam keadaan sibuk,tempat tinggalnya jauh,malu untuk bertanya secara langsung.
H.   Sebab-sebab para sahabat tidak sederajat pengetahuannya tentang hadits.
            Para sahabat sangat menghormati rosul.mereka berusaha keras untuk memperoleh pengetahuannya dan mengamalkan yang diperolehnya.tatapi hal ini tidaklah berarti bahwa semua sahabat tingkat pemahamannya dan pengetahuannhya menjadi sama kenyataannya ada diantara para sahabat yang memiliki kelebihan pengetahuan dan pemahaman dibandingkan sahabat lain.
Demikian ini adalah beberapa faktornya:
1.     Temapat tinggal yang jauh
2.     Kesibukan sehari-hari intelektual dan kecakapan
3.     Keakraban pergaulannya dengan Nabi
4.     Masa cepat atau lambatnya masuk islam
Kelima factor di atas sudah barang tentu tidak berdiri sendiri artinya,satu sama lain dapat saling berpengaruhan.
BAB II
KESIMPULAN
Dengan demikian uraian-uraian sejarah hadits masa nabi,perhatian para sahabat untuk melakukan upaya pelestarian hadits telah dimulai.Hal itu juga sekaligus menunjukkan betapa hadits twlah menjadi bagian integral dari kehidupan umat islam sejak masa-masa awal sejarah islam.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Amin muhammadiyah,ilmu hadits,Yogyakarta:sultan amai press,2008
Nizar Ali,memahami hadits nabi,Yogyakarta:YPI Rahmah,2001
Munzir suparta,ilmu hadits,Jakarta :Grafindo,2002



[1]Amin Muhammadiyah,ilmu hadits,Yogyakarta:sultan amai press,2008.hlm27
[2] Amin Muhammadiyah,ilmu hadits,Yogyakarta:IAIN sulthan Amai Gorontalo,2008.hlm 27
[3] Amin Muhammadiyah,ilmu hadits,Yogyakarta:Grh guru Yogyakarta.2008
[4] Nizar ali,memahami hadist,Yogyakarta:YPI Rahmah,2001
[5] Munzir suparta,ilmu hadits,Jakarta :Grafindo,2002

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH MSDM

BAB I PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Banyak sumber mengenai istilah manajemen secara etimologis, diantaranya istilah manajemen bera...