PERIODE 1
SEJARAH PERIODESASI PERKEMBANGAN HADITS
ASHRUL WAHYI WA TAKWIN
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kliah:Ulumul Hadits
Kelas:MD C1
Dosen Pengampu:Muhammad Zain yusuf
Disusun Oleh:
1.
Muhammad thoha al-amin (1601036089)
2.
Icha ayu pretiwi (1601036099)
3.
Muhammad agam zulfikar (1601036105)
4.
Ulya anisa unasecha (1601036119)
MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH
DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Paparan tentang sejarah
pertumbuhan dan perkembangan hadits sangat urgen,terutama untuk mengungkap
usaha-uasaha para ulama hadits dalam membina dan memelihara hadits pada
masing-masing periode sampai terwujudnya kitab-kitab hasil hasil hadits
pentadwinan secara sempurna.kajian hal tersebut semakin menjadi menarik di
tengah keraguan sebagian pihak,khususnya orientalis tentang orisinalitas
hadits.[1]
Dengan memeriksa
periode-periode yang telah dilalui oleh ilmu itu (sejarah perkembangannya)
dapatlah kita mengetahui beberapa proses pertumbuhannya dan perkembangannya
dari masa kemasa. Istimewa pula mempelajari sejarahnya, menggambarkan kepada
kita betapa kesungguhan yang telah diberikan oleh para ahli untuk
pertumbuhannya dan perkembangannya dan merentangkan jalan-jalan untuk sampai
kepada tujuan yang terakhir dari sesuatu ilmu itu. Mempelajari sejarah perkembangan
hadist baik perkembangan riwayat-riwayatnya maupun pembukuannya, amat
diperlukan karena dipandang satu bagian dari pelajaran hadist yang tak boleh
dipisahkan. Sungguh gelap jalan yang dilalui oleh mereka yang mempelajari
hadist tanpa mempelajari sejarah- sejarah pertumbuhan dan perkembangannya.dalam
sejarah penghimpunan dan kodifikasi hadist mengalami perkembangan yang agak
lamban dan bertahap dibandingkan perkembangan kodifikasi al-qur’an. Hal ini
wajar saja karena al-qur’an pada masa nabi sudah tercatat seluruhnya, sekalipun
sangat sederhana dan mulai dibukukan pada masa abu bakar khalifah pertama dari
khulafaur rosyidin sekalipun dalam penyempurnaannya di lakukan pada masa usma
bin affan yang di sebut dengan tulisan usmani. Perkembangan penghimpunan dan
pengodifikasian hadist disini dibagi menjadi 5 periode yaitu periode nabi
Muhammad saw, sahabat, tabi’in, tabi’ tabi’in dan periode setelah tabi’
tabi’in. Dalam makalah ini akan dibahas
periodesasi perkembangan hadist pada masa Rosul semenjak diangkat menjadi Rosul
sampai wafatnya atau disebut dengan (ashrul wahyi wat takwien).
B.
Rumusan masalah
1.
Bagaimana periodesasi perkembangan sejarah hadist
dimasa Rosulullah saw?
2.
Bagaiman pengajaran yang di praktekkan kepada para
sahabat?
3.
Bagaimana kebijakan Rosul tentang haditsnya ?
4.
Bagaimana penyelesaian Hadits yang bertentangan pada
masa rosul?
5.
Bagaimana peristiwa dan penyampaian hadits rosul?
6.
Bagaimana para sahabat ketika menerima dan
menyampaikan hadits rosul?
7.
Apa saja sebab para sahabat tidak sederajat dengan
hadits?
BAB II
Pembahasan
A.
Periodesasi perkembangan sejarah hadist dimasa
Rosulullah saw(13 SH-11 SH)
Dalam
sejarahnya,perjalanan hadits pada masing-masing periodesasi memang mengalami
dinamika.Bahkan para ulama pun tidak sepakat dalam membuat periodesasi
pertumbuhan dan perkembangan hadits.[2]
Hadits dalam periode pertama masa Rosul. Rosul hidup
di tengah-tengah masa sahabatnya mereka dapat bertemu dan bergaul dengan beliau
secara bebas taka da ketentuan protocol yang menghalangi mereka bergaul dengan
beliau. Yang tidak dibenarkan hanyalah, mereka langsung masuk kerumah nabi,
dikala beliau takada di rumah, dan berbicara dengan para istri nabi tanpa
penghalang.
Nabi bergaul dengan mereka dirumah, masjid, pasar, jalan dll. Seluruh perbuatan Nabi, demikian seluruh ucapan dan tutur kata beliau menjadi tumpuan perhatian para sahabat. Segala gerak-gerik beliau mereka jadikan pedoman hidup berdasarkan kepada kesungguhan meniru dan meneladani beliau, berganti gantilah para sahabat yang jauh rumahnya dari masjid, mendatangi majlis-majlisnya. Umar bin khatab menurut riwayat albukhori menerangkan bahwa para sahabat sangat benar memperhatikan gerak-gerik nabi.
periode ini dengan: عصر الوحى والتكوين
Nabi bergaul dengan mereka dirumah, masjid, pasar, jalan dll. Seluruh perbuatan Nabi, demikian seluruh ucapan dan tutur kata beliau menjadi tumpuan perhatian para sahabat. Segala gerak-gerik beliau mereka jadikan pedoman hidup berdasarkan kepada kesungguhan meniru dan meneladani beliau, berganti gantilah para sahabat yang jauh rumahnya dari masjid, mendatangi majlis-majlisnya. Umar bin khatab menurut riwayat albukhori menerangkan bahwa para sahabat sangat benar memperhatikan gerak-gerik nabi.
periode ini dengan: عصر الوحى والتكوين
Artinya: “Masa turun wahyu dan pembentukan masyarakat islam. Periode ini
terjadi pada masa Rosulullah saw “
B.
Pengajaran Rosul yang menarik para sahabat
Terbentuknya sunnah
pada masa Rosulullah berawal dari pengajaran beliau yang merarik perhatian para
sahabat.Diantara cara-cara pengajaran yang di praktekkan oleh beliau adalah
sebagai berikut:
a)
Husn al-tarbiyah wa al-ta’lim.Nabi memberikan pengajaran dan pendidikan dengan cara
yang baik sehingga sahabat merasa puas dengan keterangan dan perilaku Nabi.[3]
b)
Tadarruj.Nabi memberikan pengajaran dengan cara bertahap karena mempertimbangkan
factor kultural,social dan psikologis umat
c)
Tanwi’ wa al-taghyir.Nabi dalam memberikan pengajaran berusaha memilah dan
membagi masalah yang di ajarkan agar para sahabat mudah memahami dan tidak
merasa jenuh.
d)
Tthbiq Al-‘amal.Rosul tidak hanya memberikan penjelasan kepada
sahabatnya tetapi juga dalam berbagai kesempatan beliau melakukan praktek
langsung terhadap apa yang di sampaikannya.
e)
Mura’ah al-mustawiyat al- mukhtalifah.Dalam melakukan pengajaran,Rosulullah selalu
mempertimbangkan kondisi objektif,psikologis dan kecerdasan orang yang bertanya
kepadanya.Rosul juga menyesuaikan penjelasannya dengan tingkat kecerdasan orang
yang brtanyaa.
f)
Taisir wa’adam at-tasydid.Dalam mengajarkan sesuatu beliau selalu menekankan
kemudahan dan kemaslahatan .
Untuk tujuan pemerataan sunnah dan sosialisasinya,maka beliau juga menyampaikan
haditsnya melalui forum-forum khusus di antaranya:
Ø Ta’lim al-nisa
Ø Ta’liim al-awlad
Ø Fardiyah wa
jama’ah wa ‘ammah
Ø Markaz al-ta’lim
Para penulis sejarah mencatat bahwa para sahabat
sangat antusias mengikuti majelis Nabi.selain melalui majelis,Nabi juga memberikan
penjelasan kepada sahabat sekitar peristiwa actual yang di hadapi sahabat,lalu
beliau memberikan pertimbangan dan putusan hhukum atas masalah tersebut.selain
dengan cara tersebut,kadang-kadang sahabat juga memperoleh haditsdengan cara
bertanya langsung kepada Nabi menyangkut
masalah beliau,keluarga,atau sahabat.[4]
C.
Kebijaksanaan
Rosul Tentang Hadistnya
Pada masa rosulullah saw. Masa hidup, maka sikap atau kebijaksanaan beliau tentang hadist-hadistnya ada 3 macam kebijaksanaan yang terpenting yakni:
Pada masa rosulullah saw. Masa hidup, maka sikap atau kebijaksanaan beliau tentang hadist-hadistnya ada 3 macam kebijaksanaan yang terpenting yakni:
1.
Rosul memerintahkan pada para sahabatnya untuk
menghafal dan menyampaikan atau menyebarkan hadist-hadistnya.
dalil-dalil yang menunjukkan tentang perintah ini, diantaranya ialah :
dalil-dalil yang menunjukkan tentang perintah ini, diantaranya ialah :
a. sabda beliau yang menyatakan :
وحدثوا عنىى
ولاحرج ومن كذب على متعمدا فليتبواء مقعده من النار "رواه البخاارى
ومسلم"
Artinya:“Dan ceritakanlah dari padaku. Tidak ada
keberatan bagimu untuk menceritakan apa yang kamu dengar daripadaku. Barang
siapa yang berdusta pada diriku, hendaklah dia bersedia menempati kediamannya
dineraka” (H.R Bukhori muslim)
b. Sabda beliau yang menyatakan:
نضرالله امراء سمع منى مقا لق فحفضها
ووعاهافاداهاكما سمع فرب مبلغ اوعى من سامع "رواه ابو داودوالترمذى "
Artinya ”Mengindahkan
seseorang yang mendengar ucapanku, lalu dihafalkan dan difahamkannya, serta
disampaikan kepada orang lain sebagaimana yang ia dengar. Karna boleh jadi
orang yang disampaikan berita kepadanya, lebih faham daripada orang yang
mendengarnya sendiri” (H.R abu dawud dan at-tirmidzi)
c. Sabda beliau lagi yang
menyatakan :
بلغوا عنى ولواية ”رواه البخارى"
Artinya “Sampaikanlah dari padaku,
walau satu ayat” (H.R bukhari)
Dari Hadits-hadits Rosululloh
diatas dapat dipahami, bahwa Rosululloh menghendaki dan memerintahkan agar para
sahabat menghafal dan menyebarkan hadits-hadits rosul serta ayat-ayat al-Quran.
Singkatnya menyebarkan ajaran islam.
Sabda Rosululloh tersebut
dilatarbelakangi oleh keadaan para sahabat saat itu dan pula oleh kepentingan
penyiaran islam.
Secara
lebih jelas, hadits-hadits Nabi diatas mengandung pengertian, sedikitnya
sebagai berikut:
Ø Diantara para sahabat, banyak yang kuat ingatannya
Ø Diantara para sahabat, sering juga banyak yang tidak hadir pada saat
rosululloh menyampaikan ajaran-ajaran islam, baik dalam bentuk penyampaian
wahyu(ayat-ayat yang turun) maupun berbentuk hadits ataupun sunnah.
Ketidak hadiran para sahabat
itu kemungkinan disebabkan oleh kerena:
· tempat tinggalnya yang jauh
·
kesibukan tugas
sehari-hari
· malu untuk bertanya secara langsung kepada rosululloh tentang suatu
masalah.
Ø
Bahwa tugas untuk
mengembangkan ajaran islam adalah kewajiban bagi seluruh individu muslim.
2. Rasulullah Melarang Para SahabatUntuk Menulis
Hadits-Haditsnya
Dalil
yang menunjukkan tentang hal ini ialah:
لاتكتبواعنى شيئاالاالقران ومن
كتب عف شيئا غيرالقران فلبمصه"رواه مسلم"
Artinya “janganlah kamu menulis sesuatu yang
berasal dari padaku, terkecuali al-Quran. Dan barang siapa telah menulis dari
padaku selain al-Quran hendaklah ia menghapusnya”. (riwayat muslim).
Dari
Hadits ini, dapatlah dipahami, bahwa yang boleh ditulis tentang apa yang
disampaikan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya, hanyalah ayat-ayat
Al-Qu’ran saja. Sedang yang lainnya, tidak boleh ditulis.
Hal
ini dimaksudkan, agar ayat-ayat Al-Qur’an jangan sampai bercampurdengan yang
bukan ayat-ayat Al-Qur’an. Dengan demikian, alas an logis yang dapat diambil
dari padanya.
3.
Rosulullah memerintahkan
kepada para sahabat untuk menulis hadist –hadistnya
Perintah ini, didasarka pada dalil-dalil hadist
rosulullah sendiri, antara lain sebagai berikut:
a. Abdullah ibnu amr ibnu ash adalah seorang sahabat yang rajin menulis tentang apa yang diucapkan oleh nabi.
melihat hal ini, di antara sahabat ada yang menegur Abdullah ibnu amr ibnu ash, dengan menyatakan: “kamu telah menulis semua yang kamu dengar dari nabi”. Padahal beliau itu sebagai manusia biasa, tentunya berbicara dalam keadaan suka dan terkadang dalam keadaan duka”. Mendengar teguran ini, Abdullah ibnu amr ibnu ash lalu mengadukan kepada nabi dan bertanya, apakah boleh menulis hadist-hadistnya. Mendengar pertanyaan ini, nabi menjawab
a. Abdullah ibnu amr ibnu ash adalah seorang sahabat yang rajin menulis tentang apa yang diucapkan oleh nabi.
melihat hal ini, di antara sahabat ada yang menegur Abdullah ibnu amr ibnu ash, dengan menyatakan: “kamu telah menulis semua yang kamu dengar dari nabi”. Padahal beliau itu sebagai manusia biasa, tentunya berbicara dalam keadaan suka dan terkadang dalam keadaan duka”. Mendengar teguran ini, Abdullah ibnu amr ibnu ash lalu mengadukan kepada nabi dan bertanya, apakah boleh menulis hadist-hadistnya. Mendengar pertanyaan ini, nabi menjawab
اكتبوا فوالذي نفس بيده ما يخرج
منه الا حق"ابو داود"
Artinya: “ tulislah, maka demi jiwaku yang
berada ditangannya, tidaklah keluar dari mulutku kecuali kebenaran”.(riwayat
abu dawud).
b.rosulullah pernah menyuruh menuliskan surat
kepada petugas-petugasnya di daerah daerah yang isinya tentang kadar-kadar zakat
unta dan kambing
c. pada tahun “fatkhul mekah”, seseorang berna
huzail, dari golangan huza’ah , telah membunuh seorang laki-laki dari bani
laits.
pembunuhan ini terjadi, di sebabkan dahulu orang bani laits telah pernah membunuh orang dari bani khuza’ah. Kejadian pembunuhan yang dilakukan oleh khuzail terhadap orang dari bani laits tersebut, dilaporkan kepada nabi kemudian nabi mengendarai kendaraannya dan berkhutbah yang menjelaskan bahwa di kota mekkah dilarang diadakan pembunuh, bahwa kota mekkah adalah tanah haram yang tidak di perkenankan di potong durinya, tidak boleh dipotong pohon-pohonnya dan sebagainya.
pembunuhan ini terjadi, di sebabkan dahulu orang bani laits telah pernah membunuh orang dari bani khuza’ah. Kejadian pembunuhan yang dilakukan oleh khuzail terhadap orang dari bani laits tersebut, dilaporkan kepada nabi kemudian nabi mengendarai kendaraannya dan berkhutbah yang menjelaskan bahwa di kota mekkah dilarang diadakan pembunuh, bahwa kota mekkah adalah tanah haram yang tidak di perkenankan di potong durinya, tidak boleh dipotong pohon-pohonnya dan sebagainya.
Mendengar khutbah nabi ini, kemudian dating
menghadap kepada nabi, seorang laki-laki dari yaman bernama abu syah yakni umar
ibn syaat al ammari, dan berkata kepada nabi: “ ya rosulullah tuliskanlah
untukku”.maka nabi menjawab dan sekaligus memerintahkan kepada shohabat yang
pandai menulis dengan sabdanya:
اكتبوا الا بى شيء"رواه
البخارى"
Artinya: tulislah, untuk abu syah.(riwayat
bukhori).
Tentang perintah untuk menulis hadist nabi,
menurut abu abdirrahman bahwa tidak ada satupun riwayat?hadist yang lebih
shohih selain dari hadist yanag berhubungan dengan abu syah. Sebab dalam hadist
tersebut rosulullah dengan tegas memerintahkannya. Dari ketiga hadist di atas
maka jelaslah, bahwa rosul telah memerijntahkan kepada para shohabatnya untuk
menulis hadist-hadistnya. Sebagai alas an logis(aqliyah) dari pada perintah
menulis hadis ini, bahwa :
a.
Di antara para shahabat, ada
yang telah pandai menulis.
b.
Di antara para shahabat, ada
yang kurang kuat ingatan atau hafalannya.
c.
Untuk memberi petunjuk yang
lebih jelas dan orisinil kepada para petugas rosul di daerah-daerah diperlukan
adanya dokuman tertulis.
D.
Para sahabat yang tercatat
menerima hadits Rosul
Pada zaman rasul, ternyata tidak sedikit
diantara sahabat, yang secara pribadi telah berusaha mencatat hadist-hadist
rosul itu,dibuat dipelepah-pelepah korma, kulit-kulit kayu dan tulang-tulang
hewan.
menurut penelitian dr. Muhammad musthafa al- a’zhamy,bahwa para sahabat yang memiliki shahifah/catatan hadist, ada sekitar 50 orang . ataupun jumlah hadist yang dicatat dalam shahifah-shahifah itu, menurut munadzir ahsan kailany, ada lebih dari 10.000 hadist.
menurut penelitian dr. Muhammad musthafa al- a’zhamy,bahwa para sahabat yang memiliki shahifah/catatan hadist, ada sekitar 50 orang . ataupun jumlah hadist yang dicatat dalam shahifah-shahifah itu, menurut munadzir ahsan kailany, ada lebih dari 10.000 hadist.
Di antara para sahabat yang telah menulis
hadist-hadist nabi
1.
Abdullah ibnu amr ibnu ash
2.
Jabir bin Abdullah al-anshary
3.
Abdullah bin abi aufa
4.
Samurah bin jundab
5.
Ali bin abi thalib
Ada beberapa sahabat yang yang tercatat sebagai
sahabat yang banyak menerima hadist dari Rosulullah saw.dengan beberapa
penyabab yang di sebutkan sebelumnya,mereka antara lain:
a)
Al-sabiqunal awwaluun
b)
Ummahat al-mukminiin
c)
Para sahabat yang selalu di
samping dekat dengan beliau
d)
Sahabat yang meskipun tidak
lama bersama Rosul,tetapi banyak bertanya kepada para sahabat lainny secara
sungguh-sungguh.
e)
Para sahabat yang secara
sungguh-sungguh mengikuti majelis Nabi.[5]
Selain itu masih banyak
sahabat lainnya yang juga mengaku memiliki catatan hadits .
E.
Penyelesaian hadist yang
Nampak bertentangan
Hadist-hadist di atas, Nampak bertentangan.
Yakni, di satu pihak menulis hadist dilarang dan di lain pihak,menulis hadist
diperintahkan. Para ulama, dalam menghadapi hadist-hadist yang Nampak
bertentangan ini, telah mengadakan pentahkilan. Yakni, mengkompromikan atau
menyelesaikan dengan mempertemukan kedua macam hadist yang Nampak bertentangan
itu, sehingga tidak menimbulkan kemusyrikan untuk memahaminya.
Berikut ini dikemukakan pendapat-pendapat
ulama,dalam usaha menyelesaikan atau mengkompromikan kedua hadist di atas.
1.
Bahwa larangan menulis hadist
itu, telah di manshuhkan oleh hadist yang memerintahkan menulis hadist. Jadi,
isi larangan, telah dicabut dan tidak berlaku lagi.
2.
Bahwa larangan itu bersifat
umum, sedang untuk beberapa sahabat secara khusus diizinka.
3.
Bahwa larangan menulis
hadist,ditujukan kepada mereka yang dikhawatirkan mencampuradukkan dengan
al-qur’an, sedang keizinan menulis, ditujukan kepada mereka yang dijamin tidak
akan mencampur adukkan dengan al-qur’an.
F.
Peristiwa dan cara penyampaian
hadist
Sebagaimana telah dijelaskan, bahwa hadist rosul,
ada yang berbentuk sabda, perbuatan, hal ihwal dan taqrir Rosulullah.
hadist rosulullah ini telah disampaikan oleh beliau dalam berbagai peristiwa dan cara yakni:
hadist rosulullah ini telah disampaikan oleh beliau dalam berbagai peristiwa dan cara yakni:
1.
Pada majelis-majelis
rosulullah
rosulullah telah secara khusus dan teratur mengadakan majelis-majelis yang menghubungkan denag kegiatan pengajaran islam. Majelis-majelis yang beliau pimpin itu bukan hanya untuk kaum pria saja tetapi juga da yang khusu untuk wanita. Kegiatan majelis rosul tersebut bukan hanya diadakan di masjid, tetapi juga di rumah-rumah, pada majelis-majelis pengajian itulah, para shohabat menerima hadist yang disampaikan oleh rosulullah, kemudian setelah selesai pengajian, para shahabat mengulangi pembelajarannya dan menghafal.
rosulullah telah secara khusus dan teratur mengadakan majelis-majelis yang menghubungkan denag kegiatan pengajaran islam. Majelis-majelis yang beliau pimpin itu bukan hanya untuk kaum pria saja tetapi juga da yang khusu untuk wanita. Kegiatan majelis rosul tersebut bukan hanya diadakan di masjid, tetapi juga di rumah-rumah, pada majelis-majelis pengajian itulah, para shohabat menerima hadist yang disampaikan oleh rosulullah, kemudian setelah selesai pengajian, para shahabat mengulangi pembelajarannya dan menghafal.
2.
Pada peristiwa yang rosulullah
mengalaminya kemudian beliau menerangkan hukumnya.
ada kalanya terjadi sesuatu peristiwa, dan rosul menyaksikan peristiwa itu. Kemudian beliau menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan peristiwa tersebut.
ada kalanya terjadi sesuatu peristiwa, dan rosul menyaksikan peristiwa itu. Kemudian beliau menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan peristiwa tersebut.
3.
Pada peristiwa yang dialami
oleh kaum muslimin, kemudian menanyakan hukumnya kepada rosul.
para sahabat, adakalanya mengalami suatu peristiwa yang berhubungan dengan dirinya da nada kalanya berhubungan dengan orang-orang lain. Peristiwa-peristiwa yang dialami para sahabat itu untuk menenagkan batinya, kemudian di tanyakan kepada rosul. Menerima pernyataan itu rosul kemudian menjelaskan dan memberi fatwa kepada hukumnya.
para sahabat, adakalanya mengalami suatu peristiwa yang berhubungan dengan dirinya da nada kalanya berhubungan dengan orang-orang lain. Peristiwa-peristiwa yang dialami para sahabat itu untuk menenagkan batinya, kemudian di tanyakan kepada rosul. Menerima pernyataan itu rosul kemudian menjelaskan dan memberi fatwa kepada hukumnya.
4.
Pada peristiwa yang disaksikan
langsung oleh para sahabat terhadap apa yang terjadi atau dilakukan rosulullah
.
Banyak sekali peristiwa yang
dilakukan atau yang berhubungan dengan diri rosululah yang disaksikan langsung
oleh para sahabat, umpamanya yang berhubungan dengan ibadah-ibadah sholat,
puasa, haji dan sbgnya. Begitu juga yang berhubungan dengan perjalan rosul
keadaan dan sifat-sifat beliau. Ini semua merupan hadis rosul yang sangat
berharga yang kemudian oleh para sahabat disampaikan kepada para tabi’in.
atas dasar kenyataan yang berhubungan dengan lahirnya hadist-hadist rosulullah seperti tesebut diatas maka Dr. Muhammad ajjaj al khatib dalam bukunya ushulul hadist hlm 70 menyatakan sesungguhnya suanh pada rosul trelah terpelihara kelestariannnya dari kalangan sahabat berdampingan dengan terpeliharanya al-qur;an karim.
atas dasar kenyataan yang berhubungan dengan lahirnya hadist-hadist rosulullah seperti tesebut diatas maka Dr. Muhammad ajjaj al khatib dalam bukunya ushulul hadist hlm 70 menyatakan sesungguhnya suanh pada rosul trelah terpelihara kelestariannnya dari kalangan sahabat berdampingan dengan terpeliharanya al-qur;an karim.
G.
Cara-cara sahabat menerima dan
menyampaikan hadits
Jumlah
sahabat rosul cukup banyak.mereka ada yang sehari-hari bergaul dengan beliau
tetapi diantaranya ada yang karena kesibukannya atau karena sebab
lainnya.mengingat keanekaragaman itu dengan sendirinya,sahabat menerima hadis
itu juga tidak sama,dapat di nyatakan sebagai berikut:
1.
Secara langsung dari nabi
Maksudnya
mereka langsung mendengar, melihat,atau menyaksikan tentang apa yang di lakukan
di sabdakan atau berhubungan dengan rosulullah.melauli majelis pengajian dengan
mengajukan pertanyaan.
2.
Secara tidak langsung
Hal yang demikian ini sebab mereka para sahabat itu ada yang dalam
keadaan sibuk,tempat tinggalnya jauh,malu untuk bertanya secara langsung.
H.
Sebab-sebab para sahabat tidak
sederajat pengetahuannya tentang hadits.
Para
sahabat sangat menghormati rosul.mereka berusaha keras untuk memperoleh
pengetahuannya dan mengamalkan yang diperolehnya.tatapi hal ini tidaklah
berarti bahwa semua sahabat tingkat pemahamannya dan pengetahuannhya menjadi
sama kenyataannya ada diantara para sahabat yang memiliki kelebihan pengetahuan
dan pemahaman dibandingkan sahabat lain.
Demikian ini adalah beberapa faktornya:
1.
Temapat tinggal yang jauh
2.
Kesibukan sehari-hari
intelektual dan kecakapan
3.
Keakraban pergaulannya dengan
Nabi
4.
Masa cepat atau lambatnya
masuk islam
Kelima factor di atas sudah barang tentu tidak
berdiri sendiri artinya,satu sama lain dapat saling berpengaruhan.
BAB II
KESIMPULAN
Dengan demikian uraian-uraian sejarah hadits
masa nabi,perhatian para sahabat untuk melakukan upaya pelestarian hadits telah
dimulai.Hal itu juga sekaligus menunjukkan betapa hadits twlah menjadi bagian
integral dari kehidupan umat islam sejak masa-masa awal sejarah islam.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Amin muhammadiyah,ilmu hadits,Yogyakarta:sultan
amai press,2008
Nizar Ali,memahami hadits nabi,Yogyakarta:YPI
Rahmah,2001
Munzir suparta,ilmu hadits,Jakarta
:Grafindo,2002
[1]Amin Muhammadiyah,ilmu
hadits,Yogyakarta:sultan amai press,2008.hlm27
[2]
Amin Muhammadiyah,ilmu hadits,Yogyakarta:IAIN sulthan Amai Gorontalo,2008.hlm
27
[3]
Amin Muhammadiyah,ilmu hadits,Yogyakarta:Grh guru Yogyakarta.2008
[4] Nizar ali,memahami hadist,Yogyakarta:YPI
Rahmah,2001
[5]
Munzir suparta,ilmu hadits,Jakarta
:Grafindo,2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar