BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum mengolah dan menganalisis data
penelitian, peneliti perlu sekali menyadari bahwa jenis dan rumus statistic
yang digunakan hendaklah tepat dan benar sesuai dengan jenis data penelitian.
Oleh karena itu, peneliti dapat menggunakan statistic deskriptif atau statistic
inferensial. Statistic deskriptif yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan data
apa adanya, sedangkan penggunaan statistic inferensial apabila peneliti
melakukan inferensi/penarikan kesimpulan berdasarkan data. Kalau dikaitkan
dengan jenis data yang ada/dikumpulkan, sering pula dijumpai klasifikasi lain
yaitu parametric dan nonparametric. Parametric merupakan data yang dikumpulkan
dengan instrument yang menghasilkan data interval dan rasio, dan memenuhi
beberapa kriteria yaitu data yang diolah harus berdistribusi normal, homogen
dan linear. Sedangkan nonparametric adalah apabila data yang dikumpulkan dalam
bentuk ordinal maupun nominal.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana langkah-langkah Analisis Data ?
2. Apa saja jenis-jenis Analisis Data ?
3. Bagaimana proses analisis penelitian kualitatif ?
4. Bagaimana proses analisis penelitian kuantitatif ?
5. Bagaimana Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Langkah-langkah Analisis Data
Dalam melakukan analisis data dalam suatu penelitian dimulai sejak
penelitian mulai direncanakan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh karakteristik
dan jenis analisis data yang dapat dipergunakan secara efisien dan efektif.
Pada prinsipnya, analisis data merupakan kegiatan biasa, akan tetapi seringkali
diabaikan. Bahkan pada saat analisis data sedang dilakukan, ternyata sering
yang dibutuhkan tersebut tidak tersedia, padahal menganalisis suatu data sangat
penting dalam melakukan suatu penelitian, jenis penelitian apapun namanya,
tergantung pada sejauh mana peneliti bisa menganalisis data, sehingga data
tersebut lebih informative.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data dalam
suatu penelitian sebagai berikut:
1. Editing (pemeriksaan)
Yaitu pada prinsipnya sebelum pengumpulan data dilakukan biasanya
peneliti sudah memberikan suatu penjelasan tentang data yang dibutuhkan.
Peneliti telah memeriksa data dalam proses pengumpulammya. Namun, pada
kenyatannya, hasil edaran kuesioner yang sudah terkumpul, yang dianggap sudah
selesai seringkali dijumpai kesalahan atau kekurangan. Oleh karena itu
diperlukan editor untuk memeriksa kesalahan atau kekurangan. Oleh karena itu
diperlukan editor untuk memeriksa kesalahan dan kekurangan tersebut. Pemeriksaan
ini merupakan proses awal untuk meguji ketelitian peneliti dalam melakukan
suatu penelitian.[1]
Proses editing dimulai dengan memberi instrument penelitian yang
telah terjawab. Kemudian memeriksa satu persatu lembaran instrument pengumpulan
data, kemudiann memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia. Apabila
terjadi kejanggalan pada instrument tersebut, berilah identitas tertentu pada
instrument dan poin yang janggal tersebut. Apabila pada tahap editing ini
terdapat kejanggalan-kejanggalan yang sangat mengganggu pada instrument dan
data yang diperoleh, maka peneliti atau field worker yang bersangkutan
harus melakukan tindakan yaitu:
a. kembali ke lapangan untuk menemui sumber data yang bersangkutan
b. menyisihkan instrument tersebut sebagai instrument yang tak terpakai
atau rusak
c. melakukan cek silang atau berkonsultasi dengan penelitian lain untuk
mengecek kebenaran yang terkumpul.[2]
Adapun Jenis-jenis Editing diantaranya ;
1) Pemeriksaan di Lapangan
yaitu pemeriksaan data dilakukan untuk menjaga keterlambatan perbaikan
data dan efisiensi kerja. Pemeriksaan sebenarnya lebih baik dilakukan pada
waktu pengumpulan data. Jika data yang kurang atau tidak konsisten dapat dengan
cepat untuk melakukan perbaikan tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar. Akan
tetapi jika pemeriksaan data dilakukan setelah data terkumpul ditempat kerja,
akan menyulitkan dan akan memakan biaya yang cukup, oleh karena peneliti harus
turun kelapangan kembali untuk mengumpulkan data yang konsisten dengan
permasalahan suatu penelitian.
2) pemeriksaan di tempat Kerja
yaitu suatu pemeriksaan data yang dilakukan setelah data terkumpul di
tempat keja. Dalam beberapa kasus penelitian seringkali terjadi kesalahan dalam
memasukkan atau menulis jawaban responden. Salah satunya adalah adanya data
yang tidak lengkap. Permasalahan yang lain adalah pemalsuan. Hal ini terjadi
karena tidak teliti atau malas, biasanya peneliti mengganti atau mengisi
jawaban responnden.[3]
2. Pembuatan Kode
Setelah tahap editing selesai dilaksanakan, kegiatan berikutnya adalah
mengklasifikasi data-data tersebut melaului tahapan koding. Maksudnya bahwa
data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memiliki arti
tertentu pada saat dianalisis. Pengkodean ini menggunakan dua cara yaitu
pengkodean frekuensi dan pengkodean lambing. Pengkodean frekuensi digunakan
apabila jawaban pada poin tertentu memiliki bobot atau arti frekuensi tertentu.
Sedangkan pengkodean lambing, digunakan pada poin yang tidak memiliki bobot
tertentu.[4]
3. Pembuatan Tabulasi Data
Tabulasi merupakan bagian terakhir dari pengolahan data. Maksud tabulasi
adalah memasukkan data pada table-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta
menghitungnya. Tabulasi adalah suatu proses peringkasan data dan penampilannya
dalam bentuk yang rapi untuk kepentingan analisis lebih lanjut. Tabulasi
merupakan suatu tahapan yang harus dipertimbangkan sejak awal dalm penelitian.
Dalam prosenya tabulasi dapat digunakan secara manual dan elektronik. Pemilihan
media tabulasi didasarkan pada besarnya data, jenis studi, biaya, waktu, dan
tersedianya fasilitas. Apabila jumlah variable atau pertanyaan tidak terlalu
banyak dan waktu yang tersedia cukup panjang atau lama, tabulasi data manual
sudah cukup memuaskan. Media tabulasi elektronik, merupakan pilihan yang lebih
tepat apabila kondisinya berlawanan, artinya jumlah variable yang sangat
banyak, waktu terbatas, biaya dan fasilitas tersedia. Jika tabulasi didasarkan
pada program computer yang tersedia, ini hanya dilakukan dengan memenuhi
persyaratan-persyaratan yang sudah ditentukan.
B. jenis-Jenis Analisis Data
1. Analisis
Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan analisis yang banyak digunakan untuk
mengkaji suatu variable. Kajian demikian menujukkan kepada kita misalnya profil
suatu pemerintah maupun swasta atau perusahaan, kelompok kerja, atau
subjek-subjek yang lain. Analisis dskriptif juga berguna untuk menunjukkan
kondisi atau posisi suatu objek pada waktu tertentu
2. Analisis
Sebab Akibat
Analisis sebab akibat ini adalah suatu analisis yang mengkaji bagaimana
suatu variable membawa akibat terhadap variable yang lainnya, atau bagaimana
tanggung jawab suatu variable untuk mengubah variable yang lainnya. Titik berat
dari interpretasi sebab diketemukan dalam suatu percobaan dimana beberapa
factor eksternal memproduksi suatu perubahan dalam variable dependen. Akan
tetapi dalam penelitian banyak administrasi public kita sering kali tertarik
untuk meneliti kasus-kasus dimana hubungan sebab akibat kurang terlihat.
Peneliti lebih tertarik untuk mengerti, menjelaskan, meramalkan dan
mengendalikan hubungan antar variable dari pada mencari atau menentukan
sebab-sebabnya.
C.
Analisa Penelitian
Kualitatif
Penelitian
kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang
tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan
cara lain dari pengukuran (kuantifikasi).
Penelitian kualitatif ini dapat menunjukkan pada penelitian tentang kehidupan
masyarakat, sejarah, tingkah laku, juga
tentang fungsionalisasi organisasi, pergerakan-pergerakan sosial, atau hubungan
kekerabatan.[5]
Beberapa peneliti mengumpulkan data melalui wawancara dan pengamatan dua teknik
yang biasa dikaitkan dengan metode kualitatif. Mereka selanjutnya menandai data
tersebut dengan cara yang memungkinkannya untuk dianalisis secara statistik.
Berarti, mereka mengkuantifikasi data kualitatif. Perlu diperhatikan bahwa kami
tidak merujuk pada proses ini, tetapi pada prosedur analisa non matematis.
Prosedur ini menghasilkan temuan yang diperoleh dari data-data yang dikumpulkan
dengan menggunakan beragam sarana, meliputi pengamatan dan wawancara, namun
bisa mencakup dokumen, buku, kaset video, dan bahkan data yang telah dihitung
untuk tujuan lain.[6]
Keterampilan yang
diperlukan dalam melakukan penelitian kualitatif sebagai berikut :
1) Supaya waspada
2) Menganalisis situasi
secara kritis
3) Mengenal dan
menghindarkan diri prasangka-prasangka
4) Mendapatkan data
yang betul-btul reliabel dan valid
5) Berpikir secara
abstrak
Untuk melakukan
keterampilan tersebut, seorang peneliti kualitatif memerlukan suatu teori dan
kepekaan sosial, kemampuan untuk mempertahankan jarak analisis ketika pada saat
yang bersamaan dalam menggunakan pengalaman-pengalaman masa lalu dan juga
pengalaman serta pengetahuan teoritis untuk menginterpretasikan apa yang telah
dilihatnya, begitu pula kemampuan mengobservasi secara tajam, dan kemampuan
dalam berinteraksi yang baik.
Jenis metode
kualitatif dan kuantitatif dapat digunakan secara efektif dalam membuat
rancangan penelitian yang sama(Strauss, Bucher, Enrlich, Schtzman, dan Sabshin,
1964). Kebanyakan para peneliti dan rancangan penelitiannya, betapapun mereka
itu menempatkan atau menaruh perhatian padasuatu bentuk ataupun yang lain,
sebagian saja yang ada diluar keyakinan atau pendirian mereka tetapi hal ini
dikarenakan suatu training dan sifat masalah yang sedang diteliti.
Ada beberapa alasan
yang cukup valid untuk melakukan penelitian kualitatif. Salah satu alasannya
ialah konvensi dari peneliti didasarkan atas pengalaman dalam penelitian.
Alasan lain adalah sifat dari masalah yang diteliti. Dimana beberapa bidang
studi yang dengan sendirinya meminjamkan secara alami kepada lainnya atau
meminjam secara alami kepada satu atau lebih jenis penelitian kualitatif. Misal
penelitian yang berusaha untuk menemukan sifat sesuatu pengalaman seseorang
dengan suatu fenomena seperti contohnya gejala kesakitan, konversi agama.
Penelitian
kualitatif dilaksanakan oleh para peneliti, khususnya yang bergerak dibidang ilmu
sosial dan behavior (tingkah laku).
Gaya penelitian seperti ini dapat digunakan untuk mempelajari
organisasi-organisasi, kelompok-kelompok, dan juga para individu.[7] Ada tiga unsur utama
penelitian. Pertama, data bisa berasal dari sumber melalui wawancara dan
pengamatan. Kedua penelitian kualitatif terdiri dari berbagai prosedur analisis
dan interpretasi yang digunakan untuk mendapatkan temuan atau teori. Ketiga
penelitian kualitatif ialah laporan tertulis dan lisan. Jenis-jenis penelitian
kualitatif, yaitu:
a. Fenomenologi
Jenis
Metode Penelitian Kualitatif yang pertama adalah fenomenologi. Kata fenomenologi Berasal kata dari bahasa Yunani, phainomenon yang berarti penampakan diri
dan logos yang berarti akal, studi fenomenologi merupakan penelitian yang mengkhususkan
pada fenomena dan realitas yang tampak untuk mengkaji penjelasan di dalamnya.
b. Etnografi
Berangkat
dari dasar ilmu antropologi atau kajian budaya, etnografi merupakan metode
penelitian yang melihat kajian bahasa dalam perilaku sosial dan komunikasi
masyarakat dan bagaimana bahasa tersebut diterapkan berdasarkan konsep budaya
yang terkait.
c. Studi Kasus
Metode
penelitian studi kasus meneliti suatu kasus atau fenomena tertentu yang ada
dalam masyarakat yang dilakukan secara mendalam untuk mempelajari latar
belakang, keadaan, dan interaksi yang terjadi.
d. Metode Historis
Metode
historis, yaitu penelitian yang memiliki fokus penelitian berupa
peristiwa-peristiwa yang sudah berlalu dan melakukan rekonstruksi masa lalu dengan sumber data atau saksi sejarah yang
masih ada hingga saat ini.[8]
Beberapa segi
penting yang perlu diperhatikan dalam penelitian :
a) Penelitian
kualitatif merupakan upaya yang mendalam dan memakan waktu berhubungan dengan
lapangan dan situasi nyata.
b) Aturan penelitian
adalah untuk memperoleh hasil holistik
(sistematis), lengkap terpadu, meliputi keseluruhan segi yang dikaji.
c) Peneliti berusaha
menangkap data diri objek dan melakukan proses yang mendalam.
d) Membaca melalui
materi tentang tema dan ekspresi yang tergambar.
e) Tugas utama adalah
menjelaskan cara masyarakat agar dimengerti, dihitung dan melakukan tindakan
pada situasi sehari-hari.
f) Mungkin banyak
interpretasi tetapi dengan bantuan teori dan dasar ketaatan tetap dapat
dibatasi.
g) Relatif sedikit
instrumen terstandarisasi, peneliti merupakan salah satu alat pengukur.
h) Sebagian besar
analisis berbentuk kata yang dapat dibandingkan, dipertentangkan dan
dianalisis.[9]
Langkah-langkah dalam penelitian
kualitatif sebagai berikut :
1. Studi pendahuluan
2. Pembuatan desain
penelitian
3. Seminar pradesain
4. Turun di lapangan
5. Pengumpulan data
6. Analisa data[10]
D. Proses Penelitian Kuantitatif
Masing-masing peneliti mendefinisikan proses penelitian kuantitatif
melalui aktivitas yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Proses penelitian
yang dimaksud adalah kerangka kerja peneliti yang dimulai dari masalah sampai
laporan penelitian. Walaupun pada dasarnya ada perbedaan yang tidak prinsip,
maka substansi proses penelitian kuantitatif terdiri dari aktivitas yang
berurutan sebagai berikut:
1. Mengeksplorasi, perumusan, dan penentuan masalah yang harus diteliti.
2. Mendesain model penelitian dan parameter penelitian.
3. Mendesain instrument pengumpulan data penelitian.
4. Melakukan pengumpulan data penelitian.
5. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.
6. Mendesain laporan hasil penelitian.[11]
Penelitian kuantitatif dimulai dengan kegiatan menjajaki permasalahan
yang akan menjadi pusat perhatian peneliti. Kemudian peneliti mendefinisi serta
memformulasikan masalah penelitian dengan jelas sehingga mudah dimengerti.
Setelah masalah penelitian diformulasikan, maka didesain rancangan penelitian
yaitu desain model penelitian. Desain inilah yang nantinya menuntun pelaksanaan
penelitian secara keseluruhan mulai dari awal sampai akhir penelitian. Agar
peneliti dapat melakukan pengumpulan data penelitian yang sesuai dengan tujuan
penelitian, maka perlu didesain instrument pengumpulan penelitian yang
sesungguhnya merupakan seperangkat alat perekam data penelitian dilapangan.
Alat ini digunakan oleh peneliti untuk menghimpun data dilapangan sesuai dengan
bentuk instrument itu. Hasil-hasil penelitian yang gtelah dihimpun kemudian
dianalisis menggunakan alat analisis statistic untuk menemukan
kesimpulan-kesimpulan, beberapa diantaranya adalah kesimpulan melalui pengujian
hipotesis Ho. Pada akhirnya, untuk dalam model sistematika tertentu yang
disebut dngan laporan penelitian.
Proses penelitian yang dijelaskan diatas tidak sederhana itu, tetapi
dalam aplikasinya merupakan rangkaian-rangkaian panjang yang pada bagian-bagian
tertentu merupakan pembahasan khusus yang spesifik.
Format penelitian kuantitatif dalam ilmu sosial tergantung pada
permasalahan dan tujuan penelitian itu sendiri. Ada dua format penelitian
kuantitatif berdasarkan paradigma dominan dalam metodologi penelitiankuantitatif,
yaitu format deskriptif dan format eksplanasi.[12]
Kedua format ini dijelaskan sebagai berikut:
Dilihat dari pendekatan penelitian
|
Penelitian kuantitatif
|
Penelitian kuantitatif
|
Eksplanasi
|
Studi Kasus
|
Survei/Pemairan
|
Eksperimen
|
Deskripsi
|
Survei/Pemasaran
|
a. Format Deskriptif
Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk
menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai
variable yang timbul dimasyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan
apa yang terjadi. Kemudian mengangkat
kepermukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variable
tersebut. Pada umumnya penelitian ini menggunakan statistic induktif untuk
menganalisis data penelitiannya. Format deskriptif ini dapat dilakukan pada
penelitian studi kasus dan survey, sehingga ada format deskriptif studi kasus
atau format deskriptif survey.
Format deskriptif studi kasus tidak memiliki ciri-ciri pemairan
(penyebar dipermukaan), tetapi memusatkan diri pada suatu unit tertentu dari
berbagai variable, dari ciri yang demikian memungkinkan studi ini dapat amat
mendalam dan “menusuk” sasaran penelitian. Tentunya untuk mencapai maksud ini
peneliti membutuhkan waktu yang relative lama.
Pada cirinya yang lain, deskriptif studi kasus merupakan penelitian
eksplorasi dan memainkan peran yng amat penting dalam menciptakan hipotesis
atau pemahaman orang tentang berbagai variable sosial. Penelitian ini
sesungguhnya hanya menggunakan kasus tertentu sebagai objek penelitian,
sehingga bersifat kasuistik terhadap objek penelitian tersebut.
TABEL 1
Unit-unit yang diteliti dalam Format Deskriptif
Unit yang diteliti dalam Format Deskriptif
|
INDIVIDU
|
KELOMPOK
|
1
|
2
|
3
|
Survei/Pemairan
|
IS (1)
|
KS (3)
|
Studi kasus
|
SKI (3)
|
SKK (4)
|
Keterangan: Kolom 2 adalah individu dan
Format Penelitian
Kolom 3 adalah kelompok dan Format
Penelitian
Unit-unit survey adalah individu (IS-1) dan kelompok (KS-2). Individu
sebagai unit survey yang dimaksud sebagai bagian dari populasi dan merupakan
bagian yang utuh dari objek penelitian. Dalam ungkapan penjelasan nanti, yang
ditonjolkan adalah potret keseluruhan populasi karena individu telah larut
dalam populasi yang diwakilkannya. Kelompok sebagai unit survey mengandung arti
fleksibel, bisa jadi kelompok adalah satu sekolah, satu desa, beberapa desa,
satu kota madya, beberapa kabupaten, atau beberapa provinsi, bahkan mungkin
pula sebuah Negara, tergantung bagaimana orang mengonsepsi kelompok dalam
penelitian itu. Bagi kelompok yang besar, terdiri dari beberapa kelompok kecil
yang kemudian larut dalam analisis, sedangkan yang ditonjolkan adalah profil
umum dari kelompok secara keseluruhan yaitu kelompok sebagai populasi.
Unit-unit yang di teliti studi
kasus adalah individu (SKI-3) dan kelompok (SKI-4). Unit individu yang dimaksud
adalah masalah-masalah individu, orang-orang. Sedangkan unit kelompok pada
survey yaitu dapat satu kelompok, keluarga, satu desa, satu kecamatan, beberapa
kecamatan, beberapa Kota madya, dan seterusnya, tergantung dari konsep kelompok
yang digunakan. Sehingga nantinya ada; studi kasus kabupaten Sidoarjo; studi
kasus pedagang ayam, dan sebagainya.
b. Format Eksplanasi
Format eksplanasi dimaksud untuk menjelaskan suatau generalisasi sampel
terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan, atau pengaruh satu
variable dengan variable yang lain. Karena itu penelitian eksplanasi
menggunakan sampel dan hipotesis. Untuk menguji hipotesis digunakan statistic
inferensial. Beberapa pakar mengatakan format eksplanasi digunakan untuk
mengembangkan dan menyempurnakan teori ataupun penelitian eksplanasi memiliki
kredibilitas untuk mengukur, menguji hubungan sebab-akibat dari dua atau
beberapa variable dengan mengunakan analisis statistic inferensial itu.
Penelitian dengan format eksplanasi ini dapat dilakukan melalui survey
dan eksperimen. Dengan demikian, ada format format eksplanasi survey dan format
eksplanasi eksperimen. Penggunaan sampel dalam format eksplanasi, baik sampel
eksperimen (utama) maupun sampel control, dilakukan dengan random. Cara ini
dimaksud agar sampel mengandung nilai representative yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk dilakukan generalisasi sedangkan ukuran besar kecil
sampel tergantung permasalahan apa yang hendak dieksperimenkan.
TABEL 2
Unit-unit yang diteliti dalam Format Eksplanasi
Unit yang diteliti dalam Format Deskriptif
|
INDIVIDU
|
KELOMPOK
|
1
|
2
|
3
|
Survei/Pemairan
|
SI-1
|
SK-2
|
Studi kasus
|
EI-3
|
EK-4
|
Konsep unit (individu dan kelompok) yang diteliti pada eksplanasi
survey/pemairan sama pengertiannya seperti pada deskriptif survey/pemairan,
hanya karena ciri kedua survey ini berbeda maka berbeda pula dalam tinjauan
tentang apa yang akan diteliti baik unit individu maupun unit kelompok.
Pada eksplanasi eksperimen terdapat dua unit yang diteliti yaitu
individu dan kelompok. Tetapi karean sifatnya yang laboratoris, maka unit
penelitian yang besar dari kelompok dalam arti luas akan menyulitkan bagi
penelitian eksperimen dan juga kemungkinan bisa akan semakin sulit dihindari.
Karena dari dua unit yang diteliti pada format eksplanasi eksperimen tersebut
diatas akan muncul bermacam-macam permasalahan sekaligus menjadi sangat majemuk
sesuai dengan rencana eksperimen yang diinginkan.
Penelitian kuantitatif ini banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari
hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik
apabila juga disertai dengan table, grafik, bagan, gambar, atau tampilan lain.[13]
E.
Uji
Validitas dan Uji Reliabilitas
Uji Validitas berarti menentukan sejauh mana
pengukuran penggambaran
apa yang ingin diteliti,
maka penting diperhatikan :
1. Tringulation
merupakan suatu pendekatan terhadap pengumpulan data
dengan mengumpulkan bukti secara seksama dari berbagai sumber yang berbeda-beda dan berdiri
sendiri-sendiri, dan sering juga dengan alat yang berbeda-beda (contoh:
membandingkan kesaksian lisan dengan catatan tertulis), atau mengaju pada
perspektif teoretis yang berbeda.
2. Memberi
umpan balik pada responsen sehingga dapat dilihat apakah mereka menganggap
penemuan riset tersebut merupakan laporan yang sesuai dengan pengalaman mereka;
juga dengan memakai wawancara atau fokus grup dengan orang-orang yang sama sehingga reaksi mereka terhadap analisis yang
muncul juga menjadi bagian dari data riset.
3. Ada
asumsi bahwa konsistentsi
peserta pada persepsinya merupakan bukti validitas.
4. Menyangkut
analisis dan penyajian data berkaitan dengan ketelitian si peneliti dalam
menelaah kasus-kasus “negative” atau “menyimpang”
yakni kasus dengan
skema penjelasan peneliti yang lemah atau berlawanan dengan bukti yang ada.
5. Khusus
studi observasi, tampak jelas bahwa penelitiannya sendiri dapat dipandang
sebagai instrument riset.
6. Laporan
tersebut harus cukup meyakinkan sehingga
orang lain pun mampu memiliki pengalaman yang sama seperti peneliti yang
mengumpulkan data dan melaporkan hasil penelitian, dan dapat menghargai
kebenarann dalam laporan tersebut.
7. Masalah
objektifitas tersebut juga direspon dengan perkembangan grounded theory , dengan ketelitian grounded theory, hasil riset harus diberikan dalam laporan
sistematis, setting riset yang dapat mengenali orang-orang
dalam setting tersebut (misalnya,
dengan merekam kata-kata yang dipakai, ide-ide dan tindakkan mereka).
Uji Reliabilitas,
berarti keandalan yang bercirikan hasil dapat diperoleh sama, bila dilakukan
oleh orang lain, tentu
dengan kesetaraan syarat, maka yang penting diperhatikan adalah seperti dibawah
ini:
a. Menyimpan
catatan-catatan rinci dari wawancara dan observasi serta dengan
mendokumentasikan proses analisis secara mendetail. Walaupun data observasi
serta dengan
dianalisis tersendiri, dan ada
banyak
cara untuk mengklasifikasi dan mengkategorikan data yang muncul dalam analisis
serta tetap bersifat implisit, pendekatan yang lebih banyak persamaan dengan
ilmu sosial yang kuantitatif.
b. Kerangka
coding dapat dikembangkan untuk
karakterisasi tiap variable (misalnya mengenai umur, jenis kelamin, dan peran
pembicara itu; topic pembicaraan, dan lain-lain) dan transkrip tersebut
kemudian dapat dimodifikasi
juga oleh peneliti yang
lain.
c. Membuat
penilaian tersendiri terhadap transkrip
oleh peneliti
kulitatif terlatih lainnya dan kemudian membandingkan kesamaan penilaian yang
diperoleh.
d.
Transkrip
wawancara tersebut dianalisis untuk mengkaji isi dan strukturnya oleh peneliti
utama dan oleh komite panel mandiri dan kemudian diadakan penilaian terhadap
tingkat kesesuaiannya.[14]
Sugiyono (2005) memberikan rujukan bahwa dalam
pengujian keabsahan dalam penelitian kualitatif meliputi uji sebagai berikut :
a) Uji kredibilitas
Uji
kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lai dilakukan
dengan perpanjangan pengamatan, ketekunan dalam penelitian, triangulasi,
diskusi dan analisis kasus.
b) Uji transferability
Validitas
eksternal dalam penelitian kuantitatif, sedangkan yang dimaksud dengan
validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan dan penerapan hasil
penelitian pada populasi dimana sampel tersebut diambil.
c) Uji dependability
Uji
dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses
penelitian.
d) Uji konfirmability
Uji
konfirmability mirip dengan uji depenability, sehingga pengujiannya dapat
dilakukan bersamaan. Menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian
dikaitkan dengan proses penelitian. Bila hasil penelitian didapat melalui
proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi
proses penelitian yang dilakukan.[15]
[1] Harbani Pasolong, Metode Penelitian Administrasi
Publik, (Bandung: ALFABETA), Hal.184.
[2] Burhan Bungin, Metodologi
Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: kencana Prenada Media Group), hal.
175-176.
[3] 0p.Cit., Hal. 186.
[4] Ibid, Hal. 176
[5] Djunaidi Ghony, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, (Surabaya : Pt Bina Ilmu Ofset),
Hal 11.
[6] Anselm Strauss, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar), Hal 4-5.
[7] Djunaidi Ghony, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, (Surabaya : Pt Bina Ilmu Ofset),
Hal. 12-14.
[9] Boy S. Sabarguna, Analisis Data Penelitian
Kualitatif Edisi Revisi, ( Jakarta : UI-Press). Hal. 4.
[10] Harbani Pasolong, Metode Penelitian Administrasi Publik, (Bandung : Alfabeta), Hal.
162-164.
[11] Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group), Hal. 58.
[12] Ibid., Hal.43
[13] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta:
PT RINEKA CIPTA), Hal. 10.
[14]Boy S. Sabarguna, Analisis
Data Penelitian Kualitatif, ( Jakarta : UI-Press), Hal. 25-29.
[15]
Harbani Pasolong, Metode Penelitian
Administrasi Publik, (Bandung : Alfabeta), Hal. 181-183.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar