Rabu, 29 November 2017

MAKALAH TEKNIK ANALISA DATA DALAM PENELITIAN


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Sebelum mengolah dan menganalisis data penelitian, peneliti perlu sekali menyadari bahwa jenis dan rumus statistic yang digunakan hendaklah tepat dan benar sesuai dengan jenis data penelitian. Oleh karena itu, peneliti dapat menggunakan statistic deskriptif atau statistic inferensial. Statistic deskriptif yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan data apa adanya, sedangkan penggunaan statistic inferensial apabila peneliti melakukan inferensi/penarikan kesimpulan berdasarkan data. Kalau dikaitkan dengan jenis data yang ada/dikumpulkan, sering pula dijumpai klasifikasi lain yaitu parametric dan nonparametric. Parametric merupakan data yang dikumpulkan dengan instrument yang menghasilkan data interval dan rasio, dan memenuhi beberapa kriteria yaitu data yang diolah harus berdistribusi normal, homogen dan linear. Sedangkan nonparametric adalah apabila data yang dikumpulkan dalam bentuk ordinal maupun nominal.
           
B. Rumusan Masalah
1.     Bagaimana langkah-langkah Analisis Data ?
2.     Apa saja jenis-jenis Analisis Data ?
3.     Bagaimana proses analisis penelitian kualitatif ?
4.     Bagaimana proses analisis penelitian kuantitatif ?
5.     Bagaimana Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ?






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Langkah-langkah Analisis Data
Dalam melakukan analisis data dalam suatu penelitian dimulai sejak penelitian mulai direncanakan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh karakteristik dan jenis analisis data yang dapat dipergunakan secara efisien dan efektif. Pada prinsipnya, analisis data merupakan kegiatan biasa, akan tetapi seringkali diabaikan. Bahkan pada saat analisis data sedang dilakukan, ternyata sering yang dibutuhkan tersebut tidak tersedia, padahal menganalisis suatu data sangat penting dalam melakukan suatu penelitian, jenis penelitian apapun namanya, tergantung pada sejauh mana peneliti bisa menganalisis data, sehingga data tersebut lebih informative.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data dalam suatu penelitian sebagai berikut:
1.     Editing (pemeriksaan)           
Yaitu pada prinsipnya sebelum pengumpulan data dilakukan biasanya peneliti sudah memberikan suatu penjelasan tentang data yang dibutuhkan. Peneliti telah memeriksa data dalam proses pengumpulammya. Namun, pada kenyatannya, hasil edaran kuesioner yang sudah terkumpul, yang dianggap sudah selesai seringkali dijumpai kesalahan atau kekurangan. Oleh karena itu diperlukan editor untuk memeriksa kesalahan atau kekurangan. Oleh karena itu diperlukan editor untuk memeriksa kesalahan dan kekurangan tersebut. Pemeriksaan ini merupakan proses awal untuk meguji ketelitian peneliti dalam melakukan suatu penelitian.[1]
Proses editing dimulai dengan memberi instrument penelitian yang telah terjawab. Kemudian memeriksa satu persatu lembaran instrument pengumpulan data, kemudiann memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia. Apabila terjadi kejanggalan pada instrument tersebut, berilah identitas tertentu pada instrument dan poin yang janggal tersebut. Apabila pada tahap editing ini terdapat kejanggalan-kejanggalan yang sangat mengganggu pada instrument dan data yang diperoleh, maka peneliti atau field worker yang bersangkutan harus melakukan tindakan yaitu:
a.      kembali ke lapangan untuk menemui sumber data yang bersangkutan
b.     menyisihkan instrument tersebut sebagai instrument yang tak terpakai atau            rusak
c.      melakukan cek silang atau berkonsultasi dengan penelitian lain untuk mengecek kebenaran yang terkumpul.[2]
Adapun  Jenis-jenis Editing diantaranya ;
1)     Pemeriksaan di Lapangan
yaitu pemeriksaan data dilakukan untuk menjaga keterlambatan perbaikan data dan efisiensi kerja. Pemeriksaan sebenarnya lebih baik dilakukan pada waktu pengumpulan data. Jika data yang kurang atau tidak konsisten dapat dengan cepat untuk melakukan perbaikan tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar. Akan tetapi jika pemeriksaan data dilakukan setelah data terkumpul ditempat kerja, akan menyulitkan dan akan memakan biaya yang cukup, oleh karena peneliti harus turun kelapangan kembali untuk mengumpulkan data yang konsisten dengan permasalahan suatu penelitian.
2)     pemeriksaan di tempat Kerja
yaitu suatu pemeriksaan data yang dilakukan setelah data terkumpul di tempat keja. Dalam beberapa kasus penelitian seringkali terjadi kesalahan dalam memasukkan atau menulis jawaban responden. Salah satunya adalah adanya data yang tidak lengkap. Permasalahan yang lain adalah pemalsuan. Hal ini terjadi karena tidak teliti atau malas, biasanya peneliti mengganti atau mengisi jawaban responnden.[3]
2.     Pembuatan Kode
Setelah tahap editing selesai dilaksanakan, kegiatan berikutnya adalah mengklasifikasi data-data tersebut melaului tahapan koding. Maksudnya bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis. Pengkodean ini menggunakan dua cara yaitu pengkodean frekuensi dan pengkodean lambing. Pengkodean frekuensi digunakan apabila jawaban pada poin tertentu memiliki bobot atau arti frekuensi tertentu. Sedangkan pengkodean lambing, digunakan pada poin yang tidak memiliki bobot tertentu.[4]
3.     Pembuatan Tabulasi Data
Tabulasi merupakan bagian terakhir dari pengolahan data. Maksud tabulasi adalah memasukkan data pada table-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya. Tabulasi adalah suatu proses peringkasan data dan penampilannya dalam bentuk yang rapi untuk kepentingan analisis lebih lanjut. Tabulasi merupakan suatu tahapan yang harus dipertimbangkan sejak awal dalm penelitian. Dalam prosenya tabulasi dapat digunakan secara manual dan elektronik. Pemilihan media tabulasi didasarkan pada besarnya data, jenis studi, biaya, waktu, dan tersedianya fasilitas. Apabila jumlah variable atau pertanyaan tidak terlalu banyak dan waktu yang tersedia cukup panjang atau lama, tabulasi data manual sudah cukup memuaskan. Media tabulasi elektronik, merupakan pilihan yang lebih tepat apabila kondisinya berlawanan, artinya jumlah variable yang sangat banyak, waktu terbatas, biaya dan fasilitas tersedia. Jika tabulasi didasarkan pada program computer yang tersedia, ini hanya dilakukan dengan memenuhi persyaratan-persyaratan yang sudah ditentukan.
B.    jenis-Jenis Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan analisis yang banyak digunakan untuk mengkaji suatu variable. Kajian demikian menujukkan kepada kita misalnya profil suatu pemerintah maupun swasta atau perusahaan, kelompok kerja, atau subjek-subjek yang lain. Analisis dskriptif juga berguna untuk menunjukkan kondisi atau posisi suatu objek pada waktu tertentu
2. Analisis Sebab Akibat
Analisis sebab akibat ini adalah suatu analisis yang mengkaji bagaimana suatu variable membawa akibat terhadap variable yang lainnya, atau bagaimana tanggung jawab suatu variable untuk mengubah variable yang lainnya. Titik berat dari interpretasi sebab diketemukan dalam suatu percobaan dimana beberapa factor eksternal memproduksi suatu perubahan dalam variable dependen. Akan tetapi dalam penelitian banyak administrasi public kita sering kali tertarik untuk meneliti kasus-kasus dimana hubungan sebab akibat kurang terlihat. Peneliti lebih tertarik untuk mengerti, menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan hubungan antar variable dari pada mencari atau menentukan sebab-sebabnya.

C.    Analisa Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara lain dari pengukuran (kuantifikasi). Penelitian kualitatif ini dapat menunjukkan pada penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah  laku, juga tentang fungsionalisasi organisasi, pergerakan-pergerakan sosial, atau hubungan kekerabatan.[5] Beberapa peneliti mengumpulkan data melalui wawancara dan pengamatan dua teknik yang biasa dikaitkan dengan metode kualitatif. Mereka selanjutnya menandai data tersebut dengan cara yang memungkinkannya untuk dianalisis secara statistik. Berarti, mereka mengkuantifikasi data kualitatif. Perlu diperhatikan bahwa kami tidak merujuk pada proses ini, tetapi pada prosedur analisa non matematis. Prosedur ini menghasilkan temuan yang diperoleh dari data-data yang dikumpulkan dengan menggunakan beragam sarana, meliputi pengamatan dan wawancara, namun bisa mencakup dokumen, buku, kaset video, dan bahkan data yang telah dihitung untuk tujuan lain.[6]
Keterampilan yang diperlukan dalam melakukan penelitian kualitatif sebagai berikut :
1)   Supaya waspada
2)   Menganalisis situasi secara kritis
3)   Mengenal dan menghindarkan diri prasangka-prasangka
4)   Mendapatkan data yang betul-btul reliabel dan valid
5)   Berpikir secara abstrak
Untuk melakukan keterampilan tersebut, seorang peneliti kualitatif memerlukan suatu teori dan kepekaan sosial, kemampuan untuk mempertahankan jarak analisis ketika pada saat yang bersamaan dalam menggunakan pengalaman-pengalaman masa lalu dan juga pengalaman serta pengetahuan teoritis untuk menginterpretasikan apa yang telah dilihatnya, begitu pula kemampuan mengobservasi secara tajam, dan kemampuan dalam berinteraksi yang baik.

Jenis metode kualitatif dan kuantitatif dapat digunakan secara efektif dalam membuat rancangan penelitian yang sama(Strauss, Bucher, Enrlich, Schtzman, dan Sabshin, 1964). Kebanyakan para peneliti dan rancangan penelitiannya, betapapun mereka itu menempatkan atau menaruh perhatian padasuatu bentuk ataupun yang lain, sebagian saja yang ada diluar keyakinan atau pendirian mereka tetapi hal ini dikarenakan suatu training dan sifat masalah yang sedang diteliti.
Ada beberapa alasan yang cukup valid untuk melakukan penelitian kualitatif. Salah satu alasannya ialah konvensi dari peneliti didasarkan atas pengalaman dalam penelitian. Alasan lain adalah sifat dari masalah yang diteliti. Dimana beberapa bidang studi yang dengan sendirinya meminjamkan secara alami kepada lainnya atau meminjam secara alami kepada satu atau lebih jenis penelitian kualitatif. Misal penelitian yang berusaha untuk menemukan sifat sesuatu pengalaman seseorang dengan suatu fenomena seperti contohnya gejala kesakitan, konversi agama.
Penelitian kualitatif dilaksanakan oleh para peneliti, khususnya yang bergerak dibidang ilmu sosial dan behavior (tingkah laku). Gaya penelitian seperti ini dapat digunakan untuk mempelajari organisasi-organisasi, kelompok-kelompok, dan juga para individu.[7] Ada tiga unsur utama penelitian. Pertama, data bisa berasal dari sumber melalui wawancara dan pengamatan. Kedua penelitian kualitatif terdiri dari berbagai prosedur analisis dan interpretasi yang digunakan untuk mendapatkan temuan atau teori. Ketiga penelitian kualitatif ialah laporan tertulis dan lisan. Jenis-jenis penelitian kualitatif, yaitu:


a.      Fenomenologi
Jenis Metode Penelitian Kualitatif yang pertama adalah fenomenologi. Kata fenomenologi Berasal kata dari bahasa Yunani, phainomenon yang berarti penampakan diri dan logos yang berarti akal, studi fenomenologi merupakan penelitian yang mengkhususkan pada fenomena dan realitas yang tampak untuk mengkaji penjelasan di dalamnya.
b.     Etnografi
Berangkat dari dasar ilmu antropologi atau kajian budaya, etnografi merupakan metode penelitian yang melihat kajian bahasa dalam perilaku sosial dan komunikasi masyarakat dan bagaimana bahasa tersebut diterapkan berdasarkan konsep budaya yang terkait.
c.      Studi Kasus
Metode penelitian studi kasus meneliti suatu kasus atau fenomena tertentu yang ada dalam masyarakat yang dilakukan secara mendalam untuk mempelajari latar belakang, keadaan, dan interaksi yang terjadi.
d.     Metode Historis
Metode historis, yaitu penelitian yang memiliki fokus penelitian berupa peristiwa-peristiwa yang sudah berlalu dan melakukan rekonstruksi masa lalu dengan sumber data atau saksi sejarah yang masih ada hingga saat ini.[8]
Beberapa segi penting yang perlu diperhatikan dalam penelitian :
a)   Penelitian kualitatif merupakan upaya yang mendalam dan memakan waktu berhubungan dengan lapangan dan situasi nyata.
b)   Aturan penelitian adalah untuk memperoleh hasil holistik (sistematis), lengkap terpadu, meliputi keseluruhan segi yang dikaji.
c)   Peneliti berusaha menangkap data diri objek dan melakukan proses yang mendalam.
d)   Membaca melalui materi tentang tema dan ekspresi yang tergambar.
e)   Tugas utama adalah menjelaskan cara masyarakat agar dimengerti, dihitung dan melakukan tindakan pada situasi sehari-hari.
f)    Mungkin banyak interpretasi tetapi dengan bantuan teori dan dasar ketaatan tetap dapat dibatasi.
g)   Relatif sedikit instrumen terstandarisasi, peneliti merupakan salah satu alat pengukur.
h)   Sebagian besar analisis berbentuk kata yang dapat dibandingkan, dipertentangkan dan dianalisis.[9]
Langkah-langkah dalam penelitian kualitatif sebagai berikut :
1.     Studi pendahuluan
2.     Pembuatan desain penelitian
3.     Seminar pradesain
4.     Turun di lapangan
5.     Pengumpulan data
6.     Analisa data[10]
D.    Proses Penelitian Kuantitatif
Masing-masing peneliti mendefinisikan proses penelitian kuantitatif melalui aktivitas yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Proses penelitian yang dimaksud adalah kerangka kerja peneliti yang dimulai dari masalah sampai laporan penelitian. Walaupun pada dasarnya ada perbedaan yang tidak prinsip, maka substansi proses penelitian kuantitatif terdiri dari aktivitas yang berurutan sebagai berikut:
1.     Mengeksplorasi, perumusan, dan penentuan masalah yang harus diteliti.
2.     Mendesain model penelitian dan parameter penelitian.
3.     Mendesain instrument pengumpulan data penelitian.
4.     Melakukan pengumpulan data penelitian.
5.     Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.
6.     Mendesain laporan hasil penelitian.[11]
Penelitian kuantitatif dimulai dengan kegiatan menjajaki permasalahan yang akan menjadi pusat perhatian peneliti. Kemudian peneliti mendefinisi serta memformulasikan masalah penelitian dengan jelas sehingga mudah dimengerti. Setelah masalah penelitian diformulasikan, maka didesain rancangan penelitian yaitu desain model penelitian. Desain inilah yang nantinya menuntun pelaksanaan penelitian secara keseluruhan mulai dari awal sampai akhir penelitian.                                                                                                       Agar peneliti dapat melakukan pengumpulan data penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka perlu didesain instrument pengumpulan penelitian yang sesungguhnya merupakan seperangkat alat perekam data penelitian dilapangan. Alat ini digunakan oleh peneliti untuk menghimpun data dilapangan sesuai dengan bentuk instrument itu. Hasil-hasil penelitian yang gtelah dihimpun kemudian dianalisis menggunakan alat analisis statistic untuk menemukan kesimpulan-kesimpulan, beberapa diantaranya adalah kesimpulan melalui pengujian hipotesis Ho. Pada akhirnya, untuk dalam model sistematika tertentu yang disebut dngan laporan penelitian.
Proses penelitian yang dijelaskan diatas tidak sederhana itu, tetapi dalam aplikasinya merupakan rangkaian-rangkaian panjang yang pada bagian-bagian tertentu merupakan pembahasan khusus yang spesifik.
Format penelitian kuantitatif dalam ilmu sosial tergantung pada permasalahan dan tujuan penelitian itu sendiri. Ada dua format penelitian kuantitatif berdasarkan paradigma dominan dalam metodologi penelitiankuantitatif, yaitu format deskriptif dan format eksplanasi.[12] Kedua format ini dijelaskan sebagai berikut:



Dilihat dari pendekatan penelitian

Penelitian kuantitatif

Penelitian kuantitatif

Eksplanasi

Studi Kasus

Survei/Pemairan

Eksperimen

Deskripsi

Survei/Pemasaran
 



                                                                                         






a.  Format Deskriptif
Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variable yang timbul dimasyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi.   Kemudian mengangkat kepermukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variable tersebut. Pada umumnya penelitian ini menggunakan statistic induktif untuk menganalisis data penelitiannya. Format deskriptif ini dapat dilakukan pada penelitian studi kasus dan survey, sehingga ada format deskriptif studi kasus atau format deskriptif survey.
Format deskriptif studi kasus tidak memiliki ciri-ciri pemairan (penyebar dipermukaan), tetapi memusatkan diri pada suatu unit tertentu dari berbagai variable, dari ciri yang demikian memungkinkan studi ini dapat amat mendalam dan “menusuk” sasaran penelitian. Tentunya untuk mencapai maksud ini peneliti membutuhkan waktu yang relative lama.
Pada cirinya yang lain, deskriptif studi kasus merupakan penelitian eksplorasi dan memainkan peran yng amat penting dalam menciptakan hipotesis atau pemahaman orang tentang berbagai variable sosial. Penelitian ini sesungguhnya hanya menggunakan kasus tertentu sebagai objek penelitian, sehingga bersifat kasuistik terhadap objek penelitian tersebut.
TABEL 1
Unit-unit yang diteliti dalam Format Deskriptif
Unit yang diteliti dalam Format Deskriptif

INDIVIDU

KELOMPOK
1
2
3
Survei/Pemairan
IS (1)
KS (3)
Studi kasus
SKI (3)
SKK (4)

Keterangan: Kolom 2 adalah individu dan Format Penelitian
                    Kolom 3 adalah kelompok dan Format Penelitian

Unit-unit survey adalah individu (IS-1) dan kelompok (KS-2). Individu sebagai unit survey yang dimaksud sebagai bagian dari populasi dan merupakan bagian yang utuh dari objek penelitian. Dalam ungkapan penjelasan nanti, yang ditonjolkan adalah potret keseluruhan populasi karena individu telah larut dalam populasi yang diwakilkannya. Kelompok sebagai unit survey mengandung arti fleksibel, bisa jadi kelompok adalah satu sekolah, satu desa, beberapa desa, satu kota madya, beberapa kabupaten, atau beberapa provinsi, bahkan mungkin pula sebuah Negara, tergantung bagaimana orang mengonsepsi kelompok dalam penelitian itu. Bagi kelompok yang besar, terdiri dari beberapa kelompok kecil yang kemudian larut dalam analisis, sedangkan yang ditonjolkan adalah profil umum dari kelompok secara keseluruhan yaitu kelompok sebagai populasi.
Unit-unit yang di teliti  studi kasus adalah individu (SKI-3) dan kelompok (SKI-4). Unit individu yang dimaksud adalah masalah-masalah individu, orang-orang. Sedangkan unit kelompok pada survey yaitu dapat satu kelompok, keluarga, satu desa, satu kecamatan, beberapa kecamatan, beberapa Kota madya, dan seterusnya, tergantung dari konsep kelompok yang digunakan. Sehingga nantinya ada; studi kasus kabupaten Sidoarjo; studi kasus pedagang ayam, dan sebagainya.
b.  Format Eksplanasi
Format eksplanasi dimaksud untuk menjelaskan suatau generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan, atau pengaruh satu variable dengan variable yang lain. Karena itu penelitian eksplanasi menggunakan sampel dan hipotesis. Untuk menguji hipotesis digunakan statistic inferensial. Beberapa pakar mengatakan format eksplanasi digunakan untuk mengembangkan dan menyempurnakan teori ataupun penelitian eksplanasi memiliki kredibilitas untuk mengukur, menguji hubungan sebab-akibat dari dua atau beberapa variable dengan mengunakan analisis statistic inferensial itu.
Penelitian dengan format eksplanasi ini dapat dilakukan melalui survey dan eksperimen. Dengan demikian, ada format format eksplanasi survey dan format eksplanasi eksperimen. Penggunaan sampel dalam format eksplanasi, baik sampel eksperimen (utama) maupun sampel control, dilakukan dengan random. Cara ini dimaksud agar sampel mengandung nilai representative yang dapat dipertanggungjawabkan untuk dilakukan generalisasi sedangkan ukuran besar kecil sampel tergantung permasalahan apa yang hendak dieksperimenkan.





TABEL 2
Unit-unit yang diteliti dalam Format Eksplanasi
Unit yang diteliti dalam Format Deskriptif

INDIVIDU

KELOMPOK
1
2
3
Survei/Pemairan
SI-1
SK-2
Studi kasus
EI-3
EK-4

Konsep unit (individu dan kelompok) yang diteliti pada eksplanasi survey/pemairan sama pengertiannya seperti pada deskriptif survey/pemairan, hanya karena ciri kedua survey ini berbeda maka berbeda pula dalam tinjauan tentang apa yang akan diteliti baik unit individu maupun unit kelompok.
Pada eksplanasi eksperimen terdapat dua unit yang diteliti yaitu individu dan kelompok. Tetapi karean sifatnya yang laboratoris, maka unit penelitian yang besar dari kelompok dalam arti luas akan menyulitkan bagi penelitian eksperimen dan juga kemungkinan bisa akan semakin sulit dihindari. Karena dari dua unit yang diteliti pada format eksplanasi eksperimen tersebut diatas akan muncul bermacam-macam permasalahan sekaligus menjadi sangat majemuk sesuai dengan rencana eksperimen yang diinginkan.
Penelitian kuantitatif ini banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai dengan table, grafik, bagan, gambar, atau tampilan lain.[13]

E.    Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Uji Validitas berarti menentukan sejauh mana pengukuran penggambaran apa yang ingin diteliti, maka penting diperhatikan :
1.     Tringulation merupakan suatu pendekatan terhadap pengumpulan data dengan mengumpulkan bukti secara seksama dari berbagai sumber yang berbeda-beda dan berdiri sendiri-sendiri, dan sering juga dengan alat yang berbeda-beda (contoh: membandingkan kesaksian lisan dengan catatan tertulis), atau mengaju pada perspektif teoretis yang berbeda.
2.     Memberi umpan balik pada responsen sehingga dapat dilihat apakah mereka menganggap penemuan riset tersebut merupakan laporan yang sesuai dengan pengalaman mereka; juga dengan memakai wawancara atau fokus grup dengan orang-orang yang sama sehingga reaksi mereka terhadap analisis yang muncul juga menjadi bagian dari data riset.
3.     Ada asumsi bahwa konsistentsi peserta pada persepsinya merupakan bukti validitas.
4.     Menyangkut analisis dan penyajian data berkaitan dengan ketelitian si peneliti dalam menelaah kasus-kasus “negative” atau “menyimpang” yakni kasus dengan skema penjelasan peneliti yang lemah atau berlawanan dengan bukti yang ada.
5.     Khusus studi observasi, tampak jelas bahwa penelitiannya sendiri dapat dipandang sebagai instrument riset.
6.     Laporan tersebut harus cukup meyakinkan sehingga orang lain pun mampu memiliki pengalaman yang sama seperti peneliti yang mengumpulkan data dan melaporkan hasil penelitian, dan dapat menghargai kebenarann dalam laporan tersebut.
7.     Masalah objektifitas tersebut juga direspon dengan perkembangan grounded theory , dengan ketelitian grounded theory, hasil riset harus diberikan dalam laporan sistematis, setting riset yang dapat mengenali orang-orang dalam setting tersebut (misalnya, dengan merekam kata-kata yang dipakai, ide-ide dan tindakkan mereka).

Uji Reliabilitas, berarti keandalan yang bercirikan hasil dapat diperoleh sama, bila dilakukan oleh orang lain, tentu dengan kesetaraan syarat, maka yang penting diperhatikan adalah seperti dibawah ini:
a.      Menyimpan catatan-catatan rinci dari wawancara dan observasi serta dengan mendokumentasikan proses analisis secara mendetail. Walaupun data observasi serta dengan dianalisis tersendiri, dan ada  banyak cara untuk mengklasifikasi dan mengkategorikan data yang muncul dalam analisis serta tetap bersifat implisit, pendekatan yang lebih banyak persamaan dengan ilmu sosial yang kuantitatif.
b.     Kerangka coding dapat dikembangkan untuk karakterisasi tiap variable (misalnya mengenai umur, jenis kelamin, dan peran pembicara itu; topic pembicaraan, dan lain-lain) dan transkrip tersebut kemudian dapat dimodifikasi juga oleh peneliti yang lain.
c.      Membuat penilaian tersendiri terhadap transkrip oleh peneliti kulitatif terlatih lainnya dan kemudian membandingkan kesamaan penilaian yang diperoleh.
d.     Transkrip wawancara tersebut dianalisis untuk mengkaji isi dan strukturnya oleh peneliti utama dan oleh komite panel mandiri dan kemudian diadakan penilaian terhadap tingkat kesesuaiannya.[14]
 Sugiyono (2005) memberikan rujukan bahwa dalam pengujian keabsahan dalam penelitian kualitatif meliputi uji sebagai berikut :
a)     Uji kredibilitas
Uji kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lai dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dan analisis kasus.
b)     Uji transferability
Validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif, sedangkan yang dimaksud dengan validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan dan penerapan hasil penelitian pada populasi dimana sampel tersebut diambil.

c)     Uji dependability
Uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.
d)     Uji konfirmability
Uji konfirmability mirip dengan uji depenability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan bersamaan. Menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses penelitian. Bila hasil penelitian didapat melalui proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi proses penelitian yang dilakukan.[15]

















[1] Harbani Pasolong, Metode Penelitian Administrasi Publik, (Bandung: ALFABETA), Hal.184.
[2] Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: kencana Prenada Media Group), hal. 175-176.
[3] 0p.Cit., Hal. 186.

[4] Ibid, Hal. 176
[5] Djunaidi Ghony, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, (Surabaya : Pt Bina Ilmu Ofset), Hal 11.
[6] Anselm Strauss, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar), Hal 4-5.
[7] Djunaidi Ghony, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, (Surabaya : Pt Bina Ilmu Ofset), Hal. 12-14.

  • [8] Anselm Strauss, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif., (Yogyakarta : Pustaka Pelajar), Hal. 7-8.

[9] Boy S. Sabarguna, Analisis Data Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, ( Jakarta : UI-Press). Hal. 4.
[10] Harbani Pasolong, Metode Penelitian Administrasi Publik, (Bandung : Alfabeta), Hal. 162-164.
[11] Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group), Hal. 58.
[12] Ibid., Hal.43
[13] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA), Hal. 10.
[14]Boy S. Sabarguna,  Analisis Data Penelitian Kualitatif, ( Jakarta : UI-Press), Hal. 25-29.
[15] Harbani Pasolong, Metode Penelitian Administrasi Publik, (Bandung : Alfabeta), Hal. 181-183.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH MSDM

BAB I PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Banyak sumber mengenai istilah manajemen secara etimologis, diantaranya istilah manajemen bera...