Rabu, 29 November 2017

MAKALAH SEJARAH DAKWAH DINASTI ABBASYIAH

DINASTI ABBASYIAH
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Sejarah Dakwah
Dosen Pengampu : Bapak Agus Riyadi
Disusun oleh :
Ulya Anisa Unasecha           (1601036119)
Irvan Firdaus                        (1601036120)
Muhammad Royyan             (1601036122)
A.Rofiq Akbar                      (1601036123)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang
Bermula dari konflik yang terjadi antara khalifah Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abi Sufyan, umat islam berselisih dalam dua medan, yaitu imamah dan ushul, yang menyebabkan munculnya partai dan aliran khawarij, syiah, dan murji’ah, serta daulah umayah yang berpusat di damaskus (40-132 H), kemudian daulah Abbasyiah yang berpusat di Baghdad (132-656 H), disamping sisa daulat umayyah di spanyol (138-403 H)















BAB II
PEMBAHASAN
1.    Sejarah Dinasti Abbasyiah
Berdirinya dinasti Abbasyiah tidak terlepas dari keruntuhan dinasti Umayyah masalah-masalah tersebut kemudian bertemu dengan beberapa kepentingan yang satu sama lain memiliki kesinambungan meskipun dalam lika-liku kepemerintahan Dinasti Umayah banyak menorehkan prestasi yang cukup memuaskan tetapi dilain hal sesungguhnya sejak awal berdirinya dinasti ini, mulai dari kholifah pertama yaitu Muawiyah Bin Abi Sofyan sampai kholifah terakhir, Marwan Bin Muhammad.
Selain itu pula kadang perlakuan yang kurang adil terhadap Bani Abbas menimbulkan benih-benih kemarahan yang timbul kepada mereka sehingga memupuk semangat persatuan dan kebinekaan, guna menyebarkan propaganda secara rahasia untuk merebut kekuasaan dari Bani Umayah.
Sebenarnya tidak semua khalifah Dinasti Umayah dianggap semena-mena, Umar Bin Abdul Aziz misalnya. Beliau merupakan salah satu khalifah yang memberikan kontribusi dan dedikasi yang baik dimata masyarakat. Dimasa itu kebenaran dan keadilan benar-benar dijunjung tinggi.
Berbeda dengan khalifah dinasti Umayah yang lain, Umar adalah pribadi yang zuhud. Kezuhudan beliau semakin jelas pada gaya kepemimpinannya yang mendahulukan kepentingan umum dari kepentingan pribadi, bahkan kala istrinya Fatimah bin Abdul Malik memakai permata, diberinya dua alternatif yaitu memberikan permata itu ke baitul mal atau bercerai dengannya. Karena hal itu lebih mulia bagi istri Umar yang zuhud. Karena itu, Bani Abbas tidak punya dendam dengannya karena kepribadiannya yang mencerminkan kearifannya.
Pada saat ketidakpuasan sudah terjadi dimana-mana, kemudian kesempatan ini dipergunakan oleh Bani Abbas untuk melayangkan propaganda. Dalam pelaksanaanya, nama Bani Abbas tidak dimunculkan dipermukaan. Akan tetapi yang mereka angkat kepermukaan adalah Bani Hasyim. Hali ini sebagai salah satu siasat untuk menjaga kekompakan antara Syi’ah pengikut Ali dengan Syi’ah pengikut Abbas. Dengan cara itu pula menjadikan solidaritas diantara mereka yang lebih kuat dan anggota-anggotanya lebih semangat dalam berjuang dan bersedia mati demi kepentingan bersama, dalam perjuangan keluarga Bani Hasyim.
Perjuangan dan gerakan kelompok yang mengusung nama besar Bani Hasyim ini berhasil berkonsolidasi untuk menyusun kekuatan militer dan menciptakan kondisi anti Bani Umayah sehingga hal itu akan menentukan corak dan perjalanan sejarah dalam mengancam pemerintahan Bani Umayah.
2.    Berdirinya Dinasti Abbasiyah
Gerakan yang didirikan oleh keluarga Abbas sebenarnya sama jika kita analogikan dengan sejarah perjuangan penyebaran islam pada masa Rosuluallah yang awalnya bersifat sembunyi-sembunyi, kemudian berlanjut terang-terangan, setelah merasa punya kekuatan dan dukungan yang tinggi dari masyarakat. Oleh karenanya perjuangan bani Abbas menuju kursi kekuasaan tidak ditutup-tutupi lagi, terjadilah penangkapan besar-besaran kepada pemimpin dan pengikut Abbasiyah diberbagai wilayah, seperti Ibrahim Al-Imam seorang tokoh dikampungnya Humaymah dan dijebloskan kedalam penjara.
Kemudian Abu Muslim mulai mengerahakan segenap laskarnya untuk menggempur khalifah Marwan, itu dilakukan karena tersiar kabar terbunuhnya Ibrahim Al-Imam dalam  penjara pada tahun 749 M, ia bahkan sekaligus mengumumkan secara terbuka bahwa jabatan Al-Imam dipindahkan kepada Abul Abbas sebagai contoh khalifah Abbasiyah. Kedua angkatan bersenjata melakuakan kontak senjata disatu tempat yang bernama Zab yang terletak antara kota Mousil dan Toriel. Dalam pertempuran yang sengit itu, pasukan Marwan mengalami kekalahan yang sangat berat. Khalifah Marwan melarikan diri ke Damaskus, kemudian terus ke  Mesir, dan akhirnya terbunuh disini. Marwan adalah khalifah terakhir dinasti umayah dan lahirlah dinasti baru yang perjuangan menuju tampuk kekhalifahan cukup poanjang, yaitu Dinasti Abbasiyah.
Kemudian disebuah besar kufah, Abu Abbas as-safah menerima bai’at sebagai khalifah dinasti Bani Abbasiyah pertama pada tanggal 28 November 749 M. pembai’atan itu sangat penting dan menyejarah menuju babak baru dinasti Abbasiayah. Arti penting pembai’atan itu karena pemba’atan merupakan penobatan yang dilakukan oleh rakyat, dan merupakan peperangan yang pasti bagi seseorang untuk menaiki tahta khalifah.
Tokoh progandis yang bernama abu salamah mengandung penduduk khutfah untuk berkumpul di masjid pada hari jumat untuk memilih khalifah. Setelah memimpin sholat jumat, maka dia menjelaskan maksud pertemuan itu kepada para jamaah. Abu muslim mengatakan bahwa pembela agama islam dan orang yang telah mempertahankan keluarga Muhammad saw, telah melemparkan bani umayah dari kekuasaan penuh dosa, karnanya perlu memilih seorang iman dan khalifah, dan tidak ada yang lebih utama dalam hal keshalisahan, kemampuan dan segala kebajikan yang diperlukan untuk kedudukan itu selain abul abbas dialah yang di usulkan kepada kaum mukminin supaya dipilih. Mendengar penjelasan tersebut mereka pun bersorak-sorak mengumandangkan takbir sebagai tanda persetujuan.
Setelah itu dikirimlah seorang utusan untuk menjemput abul abbas dan setelah dia sampai di masjid, orang berebuta hendak menyalaminya dan bersumpah setia. Pemilihan dilakukan dengan suara bulat. Abul abbas naik mimbar mengucappkan khutbah. Dengan begitu resmilah dia sebagai khalifah umat islam dengan kekusaan baru yang dikenal dengan daulah abasiyah.
3.    Sejarah Dakwah Dinasti Abbasiyah
Identitas para juru dakwah yang tidak tepat diwilayah khurasan telah diketahui. Sesudah diadakan pemilihan, terpilihlah nama ‘Amar ibn Yazid (khaddasy) sebagai juru dakwah baru diwilayah khurasan. Tapi ini pilihan keliru, belakangan terbutkti bila khaddasy telah keluar dari islam dan kembali kufur. Ia dihukum mati oleh Asad ibnu Abdillah pada 118 H.
Perbuatan khaddasy telah mencoreng dakwah Abbasiyah dimata banyak orang. Mereka tidak bisa lagi memercayai juru dakwah baru, disamping karena ketegasan dan kekerasan Asad  ibn Abdillah, Gubernur Khurasan.
Hingga 122 H, gerakan dakwah berjalan lamban. Pemnghalang baru juga muncul, yaitu pemberontakan yazid ibn Ali ibn Zainal Abidin di kuffah. Dibutuhkan waktu lama untuk memulihkan situasi kufah terlebih dahulu sebelum gerakan dakwah dilanjutkan.
Pada 125 H, Muhammad Ibnu Ali meninggal dunia. Sebelumnya ia berwasiat kepada anaknya, Ibrahim untuk melanjutkan gerakan dakwah. Pada tahun yang sama, setelah kematian Hisyam ibnu Abdul Malik, dan ketika konflik internal di lingkungan Dinasti Abbasyiah juga memanfaatkan konflik kesukuan yang terjadi karena Gubernur khurasan waktu itu, Nasr Ibnu Sayyar, berasala dari suku Qays, sementara mayoritas penduduk khurasan berasal dari suku Yamami. Dakwah Abbasiyah tentu memihak suku penduduk setempat, suku Qays, konflik kesukuan ini berdampak langsung pada kondisi dan kepentingan seluruh penduduk khurasan, semua ikut mendorong pergerakan dakwah Abbasiyah.
Kontak senjata pertama antara Bani umayyah dan Bani Abbas, gerakan militer ini adalah gerakan pertama antara Bani Umayyah dan Bani Abbas terjadi di khurasan. Abu muslim menang dan Ibnu sayyarn kalah. Abu mUslim mendapatkan banyak pengikut, sebelumnya ia memakaai cara halus untuk menarik dukungan dari suku Yaman dan Midhar. Kepada setiap pembesar kedua suku ia menulis, “ pemimpin adalah berwasiat kepadaku untuk berbuat kebaikan dan menurutku wasiatnya juga tidak mengecualikan kaummu.

4.    Usaha-Usaha Dakwah pada masa pemerintahan DinastiAbbasiyah
Masa Dinasti Abbasiyah adalah masa keemasan bagi dunia islam, karena islam pada masa ini semakin meningkat, salah satunya adalah memajukan ilmu pengetahuan dan ilmu Agama.
1.     Perkembangan ilmu agama
a.      Ilmu tafsir
Pada masa sahabat penafsiran dilakukan dengan menafsirkan ayat dengan hadist atau atsar atau kejadian yang mereka saksikan ketika ayat itu turun, demikian juga pada para tabi;in sebelum Abbasiyah. Selanjutnya pada masa Dinasti Abbasiyah ilmu tafsir dipisahkan dari ilmu hadist. Tafsir pada masa ini ditambah dengan israiliyat . terakhir muncul penafsiran dengan cara menyebutkan kemudian menerengkan tafsirnya yang diambil dari sahabat dan tabi’in. tafsir seperti ini yang termasyhur diantaranya, Ibnu Jarir Al-Thabary, selanjutnya tafsir pada masa ini menjadi segala ilmu yang ada baik mengenai aliran keagamaan, hukum, ataupun ilmu yang  lain yang terkandung dalam seperti Tafsir Abu Yusuf Salman Al-Quswani.
b.     Ilmu hadist
Hadist adalah sumber hukum islam yang kedua setelah Quran. Karena kedudukan itu, setiap abad, umat islam berusaha untuk menjaga dan melestarikannya. Pada masa abbasiyah hanya merupakan penyempurnaan penulisan hadist dari masa sebelumnya, yaitun mulai pada pertengahan abad ketiga, muncul trend baru yang bisa dikatakan sebagai generasi terbaik sejarah penulisan hadist, yaitu munculnya kecenderungan penulisan hadist yang didahului oleh tahapan penelitioan dan pemisahan hadist-hadist sohih dari yang dla’if.
c.      Ilmu tasawuf
Tasawuf merupakan bentuk mistisisme dalam islam. Tasawuf bukanlah satu tatanan ajaran, tetapi sebagai modus pemikiran dan perasaan dalam kerangka agama. Ilmu tasawuf adalah salah satu ilmu yang tumbuh dan matang pada zaman Abbasiyah. Inti ajarannya kepada Allah, meninggalkan kesenangan dan perhiasan dunia, serta bersunyi diri dan beribadah.
d.     Ilmu fiqih
Zaman Abbasiyah yang merupakan zaman keemasan islan telah melahirkan ahli-ahli hukum fuqoha’ yang tersohor dalam sejarah islam dengan kitab-kitab fiqihnya yang terkenal sampai sekarang. Para fuqoha yang lahir pada zaman ini terbagi dalam dua aliran yaitu, ahl al-hadist dan ahl al-ra’yu.
e.      Ilmu kalam






Dinasti Abbasyiah melewati beberapa periode : (1) masa kejayaan, (2) masa kekuasaan militer Turki, (3) masa kekuasaan kaum Buwayhiyah syiah, (4) masa kekuasaan kaum saljuk Turki, (5) runtuhnya Baghdad, masuknya Tartar, pndahnya kekhalifahan Abbasyiah ke Mesir.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH MSDM

BAB I PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Banyak sumber mengenai istilah manajemen secara etimologis, diantaranya istilah manajemen bera...